Sukses


Harga Apartemen Tangerang Lesu Sejak Q1 2016

Penurunan harga terjadi lagi di sepanjang kuartal pertama tahun 2017, di mana median harga apartemen mewah di Tangerang dipasarkan Rp19,60jt

Liputan6.com, Jakarta Berbanding terbalik dengan kondisi pangsa hunian vertikal di tetangganya yakni Tangerang Selatan, harga apartemen rentang Rp800 juta – Rp1 miliar di wilayah Tangerang tercatat menurun mulai dari kuartal empat tahun lalu.

Pada Q1 2016, median harga apartemen masih berada di angka Rp20,60 juta per M2 lalu turun -1,11% menjadi Rp20,38 juta di Q2 2016. Sedangkan pada Q3 2016 sempat mengalami kenaikan sebesar 1,29% sehingga harga kembali menoreh posisi Rp20,64 juta per meter persegi.

Sayangnya kenaikan tak bertahan lama sebab pada tiga bulan terakhir tahun lalu, harga justru menurun drastis mencapai -4,24% yang membuat harga kembali terkoreksi hingga Rp19,76 juta.

Penurunan harga terjadi lagi di sepanjang kuartal pertama tahun 2017, di mana median harga apartemen mewah di Tangerang dipasarkan Rp19,60 juta atau turun -0,82%. Jelang penghabisan Q2 2017, harga tercatat masih stabil tanpa ada pergerakan.

Tren harga yang menurun signifikan pada Q4 2016 dan berdampak hingga Q1 2017 bukan tanpa alasan. Menurut Wasudewan, Country Manager Rumah.com, kondisinya disebabkan seiring dengan menurunnya suplai pada waktu itu.

Baca juga: Harga Rumah di Tangerang Terus Menanjak

“Pada kuartal II dan III tahun 2016 lalu, pasokan hunian di Tangerang tumbuh 2% dan 3%. Namun pada kuartal IV-2016, turun sebanyak 6%,” ia menjelaskan.

Wasudewan menambahkan, adanya aksi massa berjumlah besar yang terjadi pada kuartal IV tahun 2016 lalu serta adanya kampanye Pilkada Banten membuat para penjual properti memilih bersikap wait and see. “Mereka menunggu untuk menahan hingga situasi pasar relatif tenang,” imbuhnya.

Kelas Menengah-Bawah Ikut Terpuruk

Tren harga apartemen kelas atas yang lesu rupanya juga berdampak pada apartemen kelas mid-end dengan harga di bawah Rp600 juta. Bahkan kondisi harga terus menurun sejak Q2 2015 lalu. Kendati ada kenaikan, tidak mampu melebihi satu persen.

Secara quarter on quarter (qoq), penurunan harga tertinggi terjadi pada Q4 2016 ke Q1 2017 di mana median harga apartemen di Tangerang yang sebelumnya dipasarkan Rp18,21 juta per meter persegi turun jadi Rp17,68 juta atau -2,89%.

Lihat juga: Lokasi Strategis, Apartemen di Tangerang Hanya Rp200 Jutaan

Kondisi pasar apartemen yang kurang bergairah di wilayah penyangga ini memang sesuai dengan situasi sektor properti yang masih lesu dalam setahun terakhir, terutama untuk pangsa properti menengah-atas. Tetapi bagi konsumen, ini justru menjadi kesempatan langka.

Director Residential Savills Indonesia, Deden Sudarbo, mengatakan momen ini memberikan peluang bagi konsumen yang mencari hunian high-end, baik untuk ditinggali maupun, terutama, untuk investasi. Ketika sektor ini sedang bergeliat harga properti akan mengalami peningkatan drastis.

“Jadi positifnya, mereka itu cari sekarang, intinya, kalau (market) lagi slow biasanya harga akan stabil, artinya dia tidak bergerak ya. Kalau dalam keadaan bagus kan tiap dua bulan, tiap tiga bulan harga naik,” ucapnya.

Menurutnya, masih banyak yang tertarik untuk berinvestasi di sektor properti mana kala harga properti masih cukup stabil.

“Nah ini banyak investor yang lagi mencari properti. Investornya macam-macam. Ada yang hanya private equity company (perusahaan bergelut di bidang investasi) ya kan, dan ini asing kebanyakan,” jelasnya.

Selain itu, ada pula calon investor yang mulai tertarik memanfaatkan peluang untuk memborong properti ditengah harga properti yang belum mengalami kenaikan cukup berarti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini