Sukses


Solo Baru Jamin Kenaikan Harga Properti Tiap Tahun

Berdasarkan bukti di lapangan, salah satu wilayah di Jawa Tengah yang menjanjikan peluang investasi tinggi adalah Sukoharjo.

Liputan6.com, Jakarta Ada banyak pertimbangan yang menyebabkan para pencari rumah pertama menyasar suatu kawasan. Sudah tentu, harga merupakan pertimbangan utama di samping lokasi yang menjadi indikator.

Sayangnya, tak banyak konsumen kategori first time buyer ini yang mencermati prospek suatu kawasan sebelum membeli. Kecenderungan mereka lebih kepada; punya rumah dengan harga pas di kantong/cicilan sesuai besar gaji.

Padahal jika mau sedikit berusaha menggali informasi, lewat Review Properti Rumah.com misalnya, calon pembeli bakal menemukan apa saja yang bisa jadi keuntungan dari sebuah rumah di suatu lokasi.

Harapannya, dengan rencana pengembangan infrastruktur yang dilakukan pemerintah daerah beberapa tahun ke depan, akan berimbas pada kenaikan harga tanah berikut bangunan. Inilah yang harus dipelajari, agar tujuan rumah tidak sekedar tempat tinggal saat ini tapi juga investasi masa depan.

Berdasarkan bukti di lapangan, salah satu wilayah di Jawa Tengah yang menjanjikan peluang investasi tinggi adalah Sukoharjo. Spesifiknya, area Sukoharjo bagian utara seperti Solo Baru.

Data tahun 2015 lalu menunjukkan bahwa harga tanah di Sukoharjo utara mengalami peningkatan dalam lima tahun belakangan. Angka tertinggi dipegang Solo Baru dengan kisaran harga tanah mencapai Rp50 juta per meter persegi. Apa penyebabnya?

Melambungnya harga tanah di kawasan ini diperkirakan dampak dari menjamurnya pembangunan sejumlah fasilitas publik baru seperti pusat perbelanjaan, hotel berbintang, dan rumah sakit.

Nah, sebelum harga melonjak drastis, Anda pencari rumah pertama sebaiknya segera mempersiapkan diri untuk bersaing dengan konsumen lainnya. Jika bingung rumah mana di Solo Baru yang masih berikan harga terjangkau, ini pilihannya.

Puri Artha Sentosa

Perumahan yang dibangun dari awal tahun 2013 ini menyediakan 51 unit rumah. Konsep dasar bangunan adalah murni gaya minimalis.

Menurut Muhammad Firman AB, Direktur Utama PT. Artha Sentosa Raya, konsep minimalis masih paling cocok untuk segmen pasar menengah, terutama kaum pembeli rumah pertama.

“Desain rumah minimalis sampai sekarang masih menjadi tren pasar segmen menegah. Ini pun berpengaruh terhadap angka penjualan,” ujarnya.

Untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam, klaster menawarkan tujuh tipe rumah yang bisa dipilih mulai dari tipe 45 hingga 90. Variasi harga sekitar Rp445 Juta sampai Rp900 Juta.

Safira Town House

Beralamat lengkap di Jalan Mangesti Raya Mayang, Gatak, pencetus proyek perumahan menengah ini adalah Griya Bambu Kuning. Pengembang yang berdiri sejak tahun 1994 ini telah sukses menghadirkan 11 kompleks perumahan dengan total hunian lebih dari 650 rumah.

Sebagai bukti eksistensi developer terpercaya, Griya Bambu Kuning telah bergabung dengan Asosiasi Properti REI –Real Estate Indonesia dengan nomor keanggotaan 02.00545.

Berbicara harga, pengembang berpengalaman ini masih menyasar konsumen level menengah, sehingga rumah dibandrol dengan harga terendah Rp570 Juta. Ini merupakan harga jual untuk tipe LB 50m2 dan LT 133m2.

Menurut staf pemasaran, para pembeli hunian di Safira datang dari kalangan lokal sampai luar daerah. Perbandingannya sekitar 60 persen untuk masyarakat lokal, dan 40 persen dari pembeli luar Sukoharjo.

TirtaMaya Residence

Bila dua klaster diatas membidik pasar menengah ke bawah, berbeda halnya dengan perumahan satu ini. Mengusung konsep mini real estate, pengembang berupaya menciptakan lingkungan perumahan yang nyaman dan terkesan mewah bagi penghuninya.

Tirtamaya Residence menawarkan unit rumahnya dengan kisaran harga mulai Rp1 Miliar – Rp2 Miliar. Total jumlah rumah yang disediakan sebanyak 46 unit. Konsumen tinggal memilih satu dari empat jenis rumah yang sesuai dengan kebutuhan.

Masing-masing tipe rumah terdiri dari pilihan A dan B. Untuk Executive antara lain Executive A (153-184 m2/124 m2) dan Executive B (136-156m2/111m2). Kemudian untuk Grand Executive, ada Grand Executive A (180-187m2/153-173m2) dan Grand Executive B (170m2/153m2).

Selanjutnya ada Grand Executive hook A (204m2/173m2) dan Grand Executive B hook, (198m2/173m2). Sampai yang terakhir dan paling besar adalah tipe Boulevard (312,5m2/215m2).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.