Sukses


Pendapatan Turun, Ini Alasan Lippo Cikarang

Pendapatan perusahaan sebesar Rp546 miliar, atau turun dibanding periode yang sama 2015, sebesar Rp553 miliar.

Liputan6.com, Jakarta Kendati Bank Indonesia menurunkan suku bunga dan nilai mata uang Rupiah makin menguat, konsumen ternyata lebih suka menunggu sebelum memutuskan untuk membeli properti.

Hal ini terlihat pada hasil laporan keuangan PT Lippo Cikarang, Tbk (LPCK) yang berakhir pada 31 Maret 2016. Tercatat, pendapatan perusahaan sebesar Rp546 miliar, atau turun dibanding periode yang sama 2015, sebesar Rp553 miliar.

Dinukil dari Rumah.com, Senin (2/5), laba bersih di kuartal pertama mencapai Rp223 miliar. Sementara itu, total aset tumbuh 1% menjadi Rp5,54 triliun dari Rp5,47 triliun pada 2015.

Laba bruto LPCK untuk kuartal pertama menurun 16% (yoy) menjadi Rp280 miliar dari Rp333 miliar pada 2015. Hal ini disebabkan penjualan lahan industri kerjasama operasi (KSO) di Delta Silicon 8 dengan profit marjin yang lebih tipis.

EBITDA menurun sebesar 20% (yoy) menjadi Rp242 miliar, sementara laba bersih menurun 19% menjadi Rp223 miliar dari Rp275 miliar untuk periode yang sama tahun sebelumnya.

Pendapatan dari hunian dan apartemen tumbuh 7% menjadi Rp194 miliar dari Rp181 miliar pada periode yang sama 2015 dan menyumbang 35% dari total pendapatan.

Dari sektor industri, pendapatan mencapai Rp176 miliar atau menyumbang 32% dari total pendapatan. Sedangkan, pendapatan dari pengelolaan kota naik 12% menjadi Rp50 miliar di kuartal pertama 2016 dari Rp45 miliar di periode yang sama 2015 dan menyumbang 9% dari total pendapatan LPCK.

Recurring income LPCK naik sebesar 9% (yoy) menjadi Rp62 miliar dan memberikan kontribusi sebesar 11% dari total pendapatan LPCK di kuartal I 2016.

“Kami belum terhindar dari perlemahan pasar properti yang tercermin pada hasil kuartal pertama untuk development properti,” ungkap Toto Bartolomeus, Presiden Direktur PT Lippo Cikarang, Tbk.

Orange County dan Kepemilikan Asing

Menurutnya, strategi yang dilakukan LPCK di 2016 mencakup produk rumah tinggal segmen menengah dan menengah-atas yang akan diluncurkan di semester kedua 2016.

“Kami akan terus fokus mengembangkan kawasan Orange County seluas 322 hektar dengan investasi senilai 250 triliun, sebagai proyek berkesinambungan untuk pertumbuhan masa depan LPCK,” imbuh Toto.

Sementara itu, lanjutnya, pemerintah secara bertahap mengungkapkan rincian tentang kepemilikan properti Indonesia oleh orang asing dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN No. 13/2016. Regulasi ini, menurutnya, memberikan penjelasan lebih rinci sehingga dapat meningkatkan permintaan terhadap properti.

LPCK merupakan anak perusahaan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp5,22 triliun atau setara dengan USD412 juta pada 22 April 2016.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.