Sukses


Konsumen Optimistis Harga Properti Makin Terjangkau

Kepuasan pencari rumah di Indonesia terhadap kinerja pemerintah dalam mengupayakan properti menjadi lebih terjangkau mengalami peningkatan.

Liputan6.com, Jakarta Kepuasan pencari rumah di Indonesia terhadap kinerja pemerintah dalam mengupayakan properti menjadi lebih terjangkau mengalami peningkatan. Hal ini terungkap dalam Property Affordability Sentiment Index 2015 yang dilakukan Rumah.com.

Sebanyak 36% responden merasa pemerintah telah berupaya mendukung kepemilikan properti. Angka ini meningkat 22% dari tahun sebelumnya yang hanya 14%.

Sepanjang tahun ini, pemerintah juga melakukan sejumlah kebijakan penting di bidang properti dan dilanjutkan dengan peluncuran Paket Kebijakan Ekonomi XI, pada akhir Maret lalu. Tujuannya, tak lain untuk mendorong perkembangan properti di Tanah Air.

Property Affordability Sentiment Index 2015 merupakan survei tahunan yang dilakukan Rumah.com bekerjasama dengan Added Value Saffron Hill dengan total 1.070 responden.

Tercatat sebanyak 51% responden mengungkapkan bahwa usaha pemerintah mampu memperbaiki iklim industri properti dalam negeri sejak tahun lalu.

Selain kepuasan masyarakat, survei ini juga menyorot sejumlah kebijakan pemerintah dan respon publik, antara lain:

  • 43% responden merasa pemerintah perlu memberlakukan peraturan untuk meningkatkan pertumbuhan properti di Indonesia.
  • 67% responden menganggap pemerintah perlu meningkatkan rasio loan to value (LTV) untuk kepemilikan rumah pertama di atas 70%.
  • 56% responden merasa pelonggaran pajak properti dapat mendorong sektor properti di 2016.
  • 47% responden menganggap pemerintah perlu mengatur dan membatasi kepemilikan asing terhadap properti di Indonesia.

Meski demikian, masyarakat juga menilai bahwa pemerintah tetap harus terus melakukan inovasi agar industri properti semakin membaik. Dari hasil survei ini terungkap:

  • 52% responden merasa pemerintah harus melakukan upaya lebih berdampak untuk memperbaiki pertumbuhan industri properti.
  • 46% responden merasa pemerintah harus lebih mengendalikan pasar properti.

Faktor Pendorong

Melihat hasil riset ini, Wasudewan, Country Manager Rumah.com mengatakan akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang merasa positif dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan sektor properti di Indonesia. Hal ini seiring dengan komitmen pemerintah menyederhanakan izin untuk merealisasikan program Sejuta Rumah dan pengaturan skema kepemilikan asing yang baru saja ditetapkan.

“Dan fasilitas pengurangan bea dan pajak untuk penerbitan Dana Investasi Real Estat (DIRE) yang baru saja diluncurkan bulan lalu tentu akan disambut baik oleh para pelaku bisnis properti untuk menghimpun dana agar dapat memperluas usaha, dan mendorong perkembangan industri properti agar semakin bergairah,” jelasnya.

Dengan momentum ini, Rumah.com juga ikut ambil bagian dalam meningkatkan keyakinan publik dalam pengambilan keputusan terkait properti. Rumah.com memperkuat amunisi para pencari rumah melalui fitur Resensi Proyek, yang mengulas secara obyektif dan mendalam tentang perumahan dan apartemen baru di Pulau Jawa, Bali dan Makassar.

Melalui fitur ini, para pencari rumah dapat menghemat waktu dan energi mereka dalam menemukan rumah idaman, karena seluruh data penting, seperti spesifikasi material hunian, rencana pembangunan infrastruktur di sekitar lokasi hingga perbandingan harga dengan hunian lain telah diungkap oleh para profesional. Dengan fitur ini, pencari rumah akan merasa yakin saat menentukan pilihan.

“Resensi Proyek merupakan fitur yang ditujukan untuk membantu konsumen properti dalam membuat keputusan properti yang lebih confident. Saat ini kami sudah mengulas lebih dari 190 perumahan dan apartemen di kota-kota besar di Indonesia dan akan terus bertambah. Inilah bentuk komitmen kami untuk membantu para pencari rumah menemukan hunian idaman,” tutup Wasudewan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.