Sukses


Perpres Bebas Visa Kunjungan, Ironi Sektor Perhotelan Bali

Hingga akhir 2016, Bali akan mendapat tambahan sebanyak 8.274 kamar hotel.

Liputan6.com, Jakarta Sebagai salah satu pulau dengan industri pariwisata terbaik di dunia, turisme di Bali dinilai masih tumbuh dan memiliki potensi besar.

Dikutip dari Rumah.com, selama 2015, kondisi pariwisata di Bali berfluktuasi, terutama disebabkan peristiwa “Bali Nine” yang meningkatkan ketegangan pemerintah Indonesia dengan Australia. Hal ini berakibat jumlah wisatawan Australia menyusut 4% di semester I-2015. Letusan Gunung Raung dan Gunung Barujari juga membuat beberapa bandara ditutup, termasuk Bandara Internasional Ngurah Rai.

Berdasarkan informasi dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali, pada akhir Oktober 2015, jumlah wisatawan Australia mencapai 821.214, meningkat 1,04% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2014.

Dalam tiga tahun terakhir, jumlah wisatawan asal China meningkat secara signifikan. Hal ini membuat pemerintah mendorong sumber daya manusia di industri pariwisata untuk mengikuti pelatihan bahasa China, selain membuka rute baru langsung ke Guangzhou, China.

Selain China dan Australia, India merupakan pasar potensial bagi industri pariwisata Bali. Dalam dua tahun terakhir, turis asal India mengalami pertumbuhan pesat.

Berdasarkan data dari Badan Pariwisata Bali, 90.406 wisatawan India datang ke Bali hingga Oktober 2015, atau meningkat 27,37% dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada akhir Oktober 2015, sebanyak 8.016.589 wisatawan asing datang ke Indonesia, 3,36% lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama pada 2014.

Di sisi suplai, Colliers Indonesia mencatat, hingga akhir 2016, Bali akan mendapat tambahan sebanyak 8.274 kamar hotel. Hotel kelas bintang 3 mendapat tambahan 993 kamar, bintang 4 dapat tambahan 4.816 kamar, sementara bintang 5 mendapat tambahan 2.465 kamar.

Bebas Visa Kunjungan

Pemerintah Indonesia menargetkan 4,2 juta wisatawan berkunjung di Bali tahun ini. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 21 tahun 2016 tentang Bebas Visa Kunjungan. Regulasi ini menambah 75 negara bebas visa kunjungan, sehingga secara total menjadi 90 negara.

Sayangnya, Australia, pasar terbesar untuk Bali, tidak termasuk dalam daftar ini. Di sisi lain, Pemerintah Australia memperkenalkan kontrol visa lebih mudah untuk mendorong masyarakat Indonesia mengunjungi Australia.

Melihat data dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali, jumlah pengunjung Australia terus meningkat. Dari 2011 hingga Oktober 2015, jumlah wisatawan Australia tak pernah berkurang.

Pertumbuhan mungkin melambat, tapi tetap positif. Berdasarkan data tahunan, pertumbuhan jumlah wisatawan Australia yang datang ke Bali meningkat 1%. Alasannya seperti yang telah disebut sebelumnya.

Dalam rangka memfasilitasi pariwisata asing, kepala Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA) Bali menyatakan pemerintah perlu membuka lebih banyak layanan imigrasi internasional. Pasalnya, saat ini hanya ada lima bandara yang menyediakan pelayanan imigrasi: Medan, Jakarta, Surabaya, Batam dan Denpasar—dan ini tidak cukup.

Jika pemerintah membuka lebih banyak layanan imigrasi, mungkin akan memicu peningkatan jumlah wisatawan asing, serta lamanya mereka tinggal di Indonesia.

Prasarana Tak Seimbang

Permintaan hotel tidak lagi hanya berasal dari pasar bisnis atau liburan. Ada pasar baru yang memiliki potensi besar untuk industri hotel, yakni olahraga. Di Bali sendiri, tidak kurang dari 12 kegiatan olahraga—baik lokal maupun internasional—yang diselenggarakan selama 2015.

Pemerintah daerah menilai ini sebagai pasar potensial, dan meminta industri pariwisata, khususnya di pelaku bisnis perhotelan, untuk membantu mempromosikan acara ini untuk menarik lebih banyak wisatawan ke Bali.

Bali Selatan masih menjadi kawasan favorit di Bali. Ketimpangan pembangunan pariwisata telah menciptakan kesenjangan antar daerah dan pemerintah daerah menyadari hal ini.

Tidak tersedianya infrastruktur untuk mendukung pembangunan adalah masalah utama. Untuk menyeimbangkan pengembangan, pemerintah daerah dan pusat harus lebih mempromosikan pembangunan infrastruktur di daerah lain di Bali.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini