Sukses


Ketahui Kelebihan dan Kelemahan Dua Suku Bunga KPR

Sebagai panduan dalam mengambil keputusan, berikut kelebihan dan kekurangan dari suku bunga fixed dan floating.

Liputan6.com, Jakarta Saat memutuskan membeli rumah dengan sistem KPR, Anda tentu akan mengenal istilah suku bunga pinjaman tetap (fixed) dan suku bunga fluktuatif atau mengambang (floating).

Secara harfiah, suku bunga tetap adalah suku bunga pinjaman yang tidak akan berubah sepanjang masa kredit. Sementara suku bunga fluktuatif adalah suku bunga yang kerap berubah-ubah selama masa kredit berlangsung, dengan mengikuti suatu kurs referensi tertentu.

Bank yang memberi fasilitas suku bunga tetap umumnya merupakan bank berbasis syariah. Sementara bank konvensional biasanya memberi promo suku bunga tetap hingga tiga tahun pertama, lalu dilanjut dengan suku bunga floating sampai masa cicilan berakhir.

Dua sistem suku bunga pinjaman ini acapkali membuat dilema, terutama bagi beberapa calon pembeli rumah pertama (first buyer).

Sebagai panduan dalam mengambil keputusan, berikut kelebihan dan kekurangan dari suku bunga fixed dan floating, dikutip dari Rumah.com.

Fixed interest rate

Kelebihan
Berdasarkan pengertiannya, keuntungan dari suku bunga tetap bagi debitur KPR adalah kepastian angsuran.

Nilai angsuran per bulan bisa sama atau tetap dari awal hingga akhir masa kredit. Dengan begitu, debitur tidak harus memikirkan nilai angsurannya tiap bulannya.

Selain itu, jika terjadi pelunasan ditengah masa pinjaman, debitur tidak akan dikenakan biaya penalti dan tidak akan diminta membayar biaya provisi (administrasi) sebesar 1%.

Sistem bunga ini sangat cocok bagi mereka yang berkategori pendapatan tetap dan tidak biasa bermain dengan resiko.

Kekurangan
Meski keuntungannya menggiurkan, suku bunga tetap juga memiliki beberapa kelemahan. Pertama, nilai angsurannya terkadang sedikit lebih tinggi jika dibandingkan bunga floating.

Tak hanya itu, jika terjadi penurunan suku bunga perbankan karena kebijakan yang dikeluarkan oleh Sertifikat Bank Indonesia (SBI), debitur pun tidak bisa menikmatinya.

Apabila suku bunga pasar berada di bawah suku bunga tetap, maka suku bunga kredit menjadi lebih mahal sehingga pengurangan nilai cicilan tidak bisa diterapkan. Hal ini karena jumlah angsurannya telah dipatok tetap sejak awal cicilan.

Floating interest rate

Kelebihan
Nilai plus suku bunga fluktuatif dapat dirasakan jika terjadi penurunan suku bunga pasar, karena sudah pasti tingkat suku bunga kredit pun ikut turun. Saat ini terjadi, besaran bunga yang harus dibayar pada periode itu menjadi lebih rendah daripada waktu sebelumnya.

Bunga floating lebih cocok untuk calon pembeli yang bisa mengambil risiko, seperti pengusaha atau karyawan swasta berpenghasilan mumpuni.

Kekurangan
Kelemahannya adalah naik turunnya suku bunga itu sendiri. Pada kenyataannya, suku bunga mengambang lebih sering naik daripada turun.

BI Rate, atau suku bunga acuan dari Bank Indonesia menjadi salah satu patokan dalam penetapan angka bunga kredit.

Sebagai contoh pada awal tahun 2012 lalu, terjadi pemotongan BI Rate dari 6% menjadi 5.75%. Akan tetapi sejak 2013, BI Rate justru naik secara bertahap. Kenaikan ini tentu saja akan direfleksikan pada suku bunga kredit mengambang.

Faktor lain yang mengakibatkan naik turunnya bunga kredit mengambang adalah kebijakan pemerintah.

Ketika pemerintah sedang menggiatkan perumahan rakyat, maka kredit perumahan dengan kategori tertentu bisa turun.

Foto: Flickr

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini