Sukses


Konsumen Menilai Properti di Indonesia Terlalu Mahal

Property Affordability Sentiment Index merupakan survei tahunan yang dilakukan oleh Rumah.com bekerja sama dengan Added Value Saffron Hill

Liputan6.com, Jakarta Menurut hasil survei Property Affordability Sentiment Index 2015, orang Indonesia masih memiliki minat untuk membeli properti tahun ini, meskipun harga properti dianggap terlalu tinggi dan pertumbuhan ekonomi di tahun 2015 tidak stabil. 61 persen responden menyatakan puas dengan kondisi properti Indonesia di mana jumlah ini meningkat 9 persen dari tahun 2013.

Property Affordability Sentiment Index 2015 merupakan survei tahunan yang dilakukan oleh Rumah.com bekerja sama dengan Added Value Saffron Hill dengan total 1.070 responden. Survey ini juga mencatat beberapa indikator yang memperkuat keyakinan konsumen dalam mengambil keputusan properti. Antara lain:

58% merasa yakin dengan prospek peningkatan harga dalam jangka panjang
39% menganggap pertumbuhan properti dalam negeri sangat bagus
27% bunga KPR saat ini relatif rendah

Meski demikian, sebagian konsumen properti juga menyatakan ketidakpuasan terhadap kondisi industri properti saat ini. Beberapa fakta yang ditemukan, antara lain:
73% merasa harga properti saat ini sangat mahal
54% menganggap performa ekonomi dalam negeri tidak terlalu bagus
49% harga properti naik terlalu cepat

Namun ketidakpuasan ini tidak membendung para pencari properti untuk membeli hunian, karena 63 persen responden menyatakan akan berencana membeli properti dalam enam bulan ke depan.

Wasudewan, Country Manager Rumah.com menuturkan, hasil dari Property Affordability Sentiment Index 2015 menunjukkan insight positif masyarakat Indonesia terhadap kondisi properti di Indonesia tahun ini. Infrastruktur yang dibangun pemerintah yang terus mendapat sambutan positif dari publik juga ikut memberi pengaruh penting dalam meningkatkan keyakinan konsumen properti dalam mengambil keputusan.

“Pertengahan Maret ini, Bank Indonesia juga kembali menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 6,75%. Padahal akhir tahun lalu, BI Rate masih berada di angka 7,5%. Penurunan BI Rate akan diikuti aksi perbankan yang menurunkan suku bunga KPR/KPA. Melihat kondisi ini, tentu kita berharap prospek properti di 2016 ini akan kembali bangkit dan menggairahkan industri properti dalam negeri,” ujar Wasudewan.

Bagi Rumah.com, komitmen untuk membantu para pencari properti dalam menentukan keputusan properti terus diperkuat dengan berbagai fitur unggulan, seperti Perumahan Baru dan Review Properti yang mencakup ratusan proyek di Pulau Jawa, Bali dan kota Makassar.

Dalam kanal Perumahan Baru, para konsumen yang berminat memiliki perumahan dan apartemen baru (non-seken), dapat melihat informasi tentang properti secara lengkap, lokasi dan fasilitas sekitar berbasis peta serta kalkulator keterjangkauan untuk mengukur kemampuan pembayaran cicilan berdasarkan pendapatan bulanan. Dan melalui Review Properti, para konsumen properti dapat menilai spesifikasi material hunian, rencana pembangunan infrastruktur di sekitar lokasi hingga perbandingan harga dengan hunian lain di sekitarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini