Sukses


Kawasan MT Haryono Makin Seksi untuk Investasi Properti

Salah satu kawasan di Jakarta yang bakal berkembang adalah Jakarta Timur, khususnya seputar Cawang–MT Haryono dan koridor by pass.

Liputan6.com, Jakarta - Seiring dengan makin langkanya lahan di kawasan CBD (central business district), pengembangan kawasan bisnis pun mulai mengarah ke Timur. Buktinya, belakangan ini gedung-gedung jangkung—baik perkantoran, komersial, maupun hunian—mulai menghias kawasan MT Haryono,  Cawang dan sekitarnya.

Pasar properti di Indonesia, khususnya Jakarta, memiliki potensi besar berkembang di tingkat regional. Lantaran, harga sewa perkantoran, apartemen, dan kondominium mewah di Jakarta masih lebih murah dibandingkan negara-negara tetangga. Demikian penuturan Director of Research Savills PCI, Anton Sitorus.

"Ke depan, potensi ini lebih besar karena rencana pemerintah mempercepat akses infrastruktur Jakarta. Infrastruktur baik, politik stabil, maka dampaknya harga properti dapat meningkat," papar Anton seperti dikutip dari Rumah.com, Kamis (19/11/2015)

Menurut dia, salah satu kawasan di Jakarta yang bakal berkembang adalah Jakarta Timur, khususnya seputar Cawang–MT Haryono dan koridor by pass. Dukungan kelengkapan infrastruktur dan sarana aksesibilitas membuat kawasan ini semakin seksi sebagai lokasi investasi properti.

"Sebetulnya potensi Jakarta Timur tidak berbeda jauh dengan daerah lain di Jakarta—hanya kalah image. Tapi justru potensi besarnya sebagai daerah komersial muncul sekarang, ketika lahan daerah lain di Jakarta semakin terbatas dan mahal," kata dia.

Dia mencontohkan pasokan apartemen dan ruang ritel di Jakarta Timur masih terbatas. Ke depan, pasokan akan tumbuh seiring makin lengkapnya infrastruktur pendukung seperti jalan dan sarana transportasi publik.

Posisi Cawang yang berada di simpul empat ruas tol dan rencana pembangunan Light Rail Transit (LRT) juga ditengarai akan menjadi pemicu perkembangan kawasan komersial di sini.

"Jika pembangunan LRT berjalan sesuai rencana, otomatis membuat kawasan bisnis di Jakarta Timur ikut bertumbuh," terang Anton.

Perkembangan Jakarta Kurang Merata

Sementara itu, Lukman Purnomosidi, Ketua Kehormatan REI mengungkapkan, padatnya kondisi jalan di wilayah sekitar pusat belanja merupakan indikator kurang meratanya persebarannya kawasan bisnis di Jakarta. Untuk itu, Jakarta butuh area CBD baru dan Jakarta Timur adalah lokasi yang cocok, mengingat ruang yang masih memungkinkan untuk pengembangan.

"Dengan jumlah penduduk lebih dari 10 juta, pembangunan kawasan bisnis terfokus pada area-area tertentu, sehingga terlihat menumpuk di satu lokasi. Padahal, di Jakarta masih terdapat area-area lain yang bisa dikembangkan untuk pusat perbelanjaan dan apartemen. Secara makro, kawasan Jakarta Timur memiliki potensi besar menjadi pusat CBD baru," urai Lukman.

Keberadaan area CBD di Jakarta Timur, imbuhnya, sekaligus sebagai upaya pemerataan lokasi ruang ritel dan kawasan hunian terintegrasi. Hal itu bisa dilakukan dengan mengoptimalisasi akses transportasi publik dan penataan peningkatan intensitas tata ruang di wilayah sibuk Jakarta tersebut.

Gedung Jangkung Menjamur

Melihat potensinya, para pengembang pun berlomba mengembangkan proyek di bilangan MT Haryono. Terbukti dalam beberapa tahun terakhir, kawasan MT Haryono mulai diramaikan properti vertikal, baik hunian maupun komersial. Sebut saja SOHO Pancoran (Agung Podomoro Land), Signature Park (Pikko Group), Menara MTH (Adhi Realty), Bellevue Place (Gapura Prima), MTH Square (Gapura Prima), MT Haryono Residence (PT Bersaudara Kagum Sejahtera), Pacific Heights (Provident Development), dan H Residence (Hutama Karya Realtindo).

Menurut Nio Yantony, Direktur Utama Pikko Land, secara lokasi kawasan MT Haryono memiliki akses yang menguntungkan. “Jalan tol yang ada di Jakarta sebagian besar memiliki rute melingkar. Hanya satu jalan tol yang berada di tengah, yakni Tol Dalam Kota yang melintasi MT Haryono dan Gatot Subroto. Akses strategis ini menghubungkan Jakarta Timur dan Jakarta Selatan maupun contra flow Jakarta dengan Bodetabek. Hal ini yang menguntungkan,” jelas Yantony.

Pikko Group sendiri—melalui anak usahanya, Fortuna Indonesia—tengah mengembangkan proyek Signature Park Grande di kawasan MT Haryono. Proyek hunian terintegrasi seluas 4,4 hektar ini akan menjadi kawasan hunian terpadu yang terdiri dari dua menara apartemen: The Light dan Green Signature, pusat bisnis, dan komersial. (Anto E/Ahm)

 
 
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.