Sukses


Gaji Rp6 Juta, Dapat Apartemen Subsidi di Bekasi

Luas bangunannya sangat humanis, yakni 36 meter persegi dengan dua kamar tidur. Syarat penghasilannya harus di bawah Rp7 juta

Liputan6.com, Jakarta Tak seperti rumah tapak, pergerakan median harga untuk apartemen di kota patriot Bekasi tengah stagnan. Berdasarkan Rumah.com Property Index, sejak kuartal IV 2016 (Q4) hingga Q2 2017 harga tak mengalami perubahan satu persen pun.

Alhasil harga tetap berada di angka Rp14,29 juta per meter persegi. Di mana harga sebelumnya pernah menyentuh nilai tertinggi yakni Rp14,44 juta pada Q3 2016.

Permintaan akan hunian vertikal di Bekasi memang belum semasif rumah tapak. Meski demikian, Gunas Land selaku pengembang Vida Bekasi mengaku masih percaya diri kebutuhan itu seiring waktu akan bertumbuh.

Didasari optimisme kuat, pihaknya yakin apartemen bersubsidi Teras Alun-Alun di Vida Bekasi bisa diserap pasar dengan baik. Apalagi proyek hunian ini dibangun dengan harapan bisa berkontribusi terhadap pengentasan permasalahan kekurangan pasokan hunian di area perkotaan.

Baca juga: Bekasi, ‘Planet’ yang Nyaman untuk Tempat Tinggal

Sekaligus juga sebagai bentuk dukungan Program Sejuta Rumah yang dicanangkan Pemerintah sejak dua tahun silam. Diketahui berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2015, Indonesia masih mengalami backlog perumahan sebanyak 11,38 juta.

“Kontribusi Vida Bekasi terhadap Program Sejuta Rumah memang masih belum banyak. Namun, kami optimis kedepannya Vida Bekasi dapat mengembangkan hingga lebih dari 10.000 unit apartemen subsidi, paling lambat seluruhnya selesai 20 tahun mendatang,” ucap Edward Kusma, Direktur Vida Bekasi kepada Rumah.com.

“Unit Apartemen Teras Alun-Alun bisa dimiliki dengan membayar uang muka Rp3 jutaan dan cicilan mulai dari Rp2 jutaan. Luas bangunannya sangat humanis, yakni 36 meter persegi dengan dua kamar tidur. Syarat memiliki apartemen bersubsidi ini adalah maksimal gaji Rp7 juta,” sambungnya.

Untuk rancangan Teras Alun-Alun, Vida Bekasi menggandeng SHAU, firma arsitek yang didirikan oleh duo arsitek asal Indonesia dan Jerman, Daliana Suryawinata dan Florian Heinzelmann. Prinsip arsitektur urban untuk hunian kolektif betul-betul diperhatikan di dalamnya.

Principal SHAU, arsitek Daliana Suryawinata, mengatakan Teras Alun-alun dirancang dengan memikirkan semua aspek yang terkait dengan kebutuhan hidup penghuni apartemen.

(Simak ulasan terlengkap apartemen di Bekasi)

“Hunian terjangkau dengan desain yang baik memang masih sangat sedikit di Indonesia. Padahal aspek-aspek desain seperti penghawaan dan pencahayaan alami yang optimal sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup penghuninya. Dan desain yang menarik secara psikologis dapat membuat penghuni lebih bahagia dan ingin selalu pulang ke rumah,” katanya.

Sementara itu, pemateri dari Urban+, Ardzuna Sinaga, mengatakan bahwa kunci dari berhasilnya master plan dan desain arsitektur kawasan hunian justru ditentukan oleh komunitas penghuni.

“Arsitek dan perencana bisa merancang, pihak pengembang dapat membangun, namun pihak komunitas lah yang berperan sebagai aktor utama dalam menghidupkan kawasan yang sudah dirancang terintegrasi dengan berbagai fasilitas publik,” tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.