Catat! 6 Benda Ini Tak Perlu Ada di Rumah Anda

20171002-benda-yang-tak-perlu-ada-dirumah — Sayangnya karena terlalu bersemangat, kita seringkali asal menempatkan aksesori tanpa memikirkan fungsinya.

Liputan6.com, Jakarta Tampilan rumah memang akan terlihat semakin menarik dengan penambahan dekorasi. Beragam aksesori pun kita sematkan guna menambah nilai estetika di dalam ruang. Sayangnya karena terlalu bersemangat, kita seringkali asal menempatkan aksesori tanpa memikirkan fungsinya.

Bukannya mempercantik, aksesori itu justru bikin ruangan malah terlihat aneh. Apalagi pada rumah model minimalis yang ‘mengharamkan’ penempatan banyak barang. Nah, sebelum mendekorasi rumah, catat beberapa aksesori dekorasi yang menurut Rumah.com tidak perlu ada di dalam rumah Anda berikut ini!

1. Penutup Toilet bahan bulu

Penutup toilet dan alas toilet dengan material bulu memang bikin tampilan toilet terlihat manis dan terasa nyaman, tapi pertimbangkan lagi penempatannya. Toilet merupakan area basah dan lembap.

Memasang aksesori ini dapat membuat kuman dan bakteri berkembang biak dan tentu saja akan cepat kotor. Sebaiknya area toilet dibiarkan polos tanpa aksesori macam-macam agar selelu terjaga kebersihannya. Anda dapat meletakan alas kaki karpet di depan pintu masuk toilet.

2. Bingkai Foto yang Terlalu Banyak

Menyimpan kenangan masa lalu dam sebuah foto boleh saja, tapi tidak semua foto harus diletakkan di dalam bingkai. Terlalu banyak memajang bingkai foto di dalam rumah juga tidak baik karena mengundang banyak debu dan berisiko tersenggol jika diletakkan di meja terlalu banyak.

Cukup pilih beberapa foto yang penting dan favorit, letakkan pada sudut-sudut ruang yang tepat, misalnya ruang keluarga, ruang tamu, sisi dinding sepanjang tangga. Sisanya, simpan di dalam album foto keluarga.

Gunakan bingkai foto yang sama sehingga terlihat lebih kohesif ketika ditampilkan sebagai satu kesatuan.

2 dari 2 halaman

Benda Ini Tak Perlu Ada di Rumah

3. Gorden Tipis

Banyak orang masih menggunakan gorden putih tipis untuk melapisi jendela. Fungsinya untuk menyamarkan pandangan langsung ke dalam atau menghalau sinar matahari langsung ke dalam rumah.

Mulai sekarang, lepaskan gorden tipis pada rumah Anda. Penggunaan gorden tipis hanya akan menambah bujet pembuatan dan perawatan, serta menyulitkan untuk dicuci karena mudah kusam. Cukup gunakan gorden tebal untuk melapisi kaca rumah Anda.

(Simak juga: Ragam pilihan hunian dengan harga mulai dari Rp300 jutaan)

Anda dapat menempatkan tanaman di luar jendela untuk menghalau pandangan orang ke dalam. Sementara untuk menghalau cahaya matahari, Anda dapat melapisi kaca rumah dengan kaca film yang tidak terlalu gelap. Tanpa gorden tipis tampilan rumah dijamin akan lebih fresh dan terang.

4. Terlalu Banyak Vas Bunga

Anda mungkin memiliki beberapa vas bunga di dalam rumah. Padahal vas bunga kaca tidak terlalu dibutuhkan di rumah. Apalagi jika Anda mempunyai anak kecil, tentu akan berisiko pecah tersenggol.

Usahakan hanya memiliki 3-4 vas bunga di dalam rumah. Jika Anda menyukai bunga, lebih baik pertimbangkan membuat taman kecil untuk berkebun bunga di rumah.

5. Tanaman Palsu

Berapa banyak tanaman tiruan yang Anda gunakan untuk mendekorasi rumah? Segera singkirkan tanaman-tanaman replika di dalam rumah karena hanya akan menjadi tempat bersemayam debu dan kotoran.

Rumah justru membutuhkan sesuatu yang hidup agar terlihat lebih fresh. Cobalah untuk menempatkan tanaman hijau di dalam rumah, tanaman hias kecil, atau semangkuk buah di atas meja sehingga akan terlihat lebih indah.

6. Terlalu Banyak Aksesori

Saat menghias ruang sebaiknya selalu memperhatikan komposisi. Terlalu banyak menyematkan aksesori akan membuat ruang terasa penuh sesak meskipun tampilannya bagus. Jika Anda memiliki koleksi aksesori yang banyak, Anda bisa menggunakannya secara bergiliran atau bergantian.

Tidak perlu menumpuk semua aksesori dalam satu ruang. Anda dapat memilih tiga objek aksesori dalam skala besar dengan variasi tinggi berbeda sehingga memberikan tampilan ruangan yang lebih profesional dan enak dipandang mata.

Dian Probowati