Sukses


Tren Harga Rumah di Q2 2017 Menurun

Rumah tipe menengah dan besar mengalami kenaikan yang melambat, masing-masing dari 1,28% (qtq) menjadi 0,55% (qtq)

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada kuartal kedua (Q2) 2017 berada pada level 199,26 atau tumbuh sebesar 1,18% (q-o-q), melambat dibandingkan 1,23% (q-o-q) pada triwulan sebelumnya. Demikian seperti dilansir dari Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia.

Sementara secara tahunan pertumbuhan harga properti tercatat sebesar 3,17% (y-o-y), lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya sebesar 2,62% (y-o-y). Kenaikan harga bahan bangunan (32,91%) dan biaya perizinan yang mahal (20,09%) menjadi faktor utama penyebab kenaikan harga properti residensial dalam periode laporan.

Secara kuartalan, kenaikan harga rumah terjadi pada semua tipe terutama rumah tipe kecil (2,61%, q-o-q). Sementara rumah tipe menengah dan besar mengalami kenaikan yang melambat, masing-masing dari 1,28% (q-o-q) menjadi 0,55% (q-o-q) dan dari 0,58% (q-o-q) menjadi 0,38% (q-o-q).

Berdasarkan wilayah, Jabodetabek dan Banten tercatat mengalami peningkatan harga tertinggi (2,04%, q-o-q) terutama pada rumah tipe kecil (4,78%, q-o-q).

Baca juga: 86% Konsumen Indonesia Sebut Proses KPR Terlalu Ruwet

Secara tahunan, harga properti residensial mengalami kenaikan sebesar 3,17% (yo--y), lebih tinggi dibandingkan 2,62% (y-o-y) pada kuartal sebelumnya. Berdasarkan tipe rumah, kenaikan harga terjadi pada semua tipe terutama rumah tipe kecil 5,67% (yoy).

Sementara berdasarkan wilayah, kenaikan harga rumah tertinggi terjadi di Surabaya (7,75%, y-o-y) sejalan dengan tingginya permintaan terhadap tempat tinggal di wilayah tersebut.

IHPR Q2 2017 juga menunjukkan pertumbuhan yang melambat dari triwulan sebelumnya. Pergerakan ini sejalan dengan indeks harga sub-kelompok biaya tempat tinggal IHK-BPS Q2 2017 yang tumbuh 0,27% (q-o-q), lebih rendah dibanding 0,93% (q-o-q) pada periode sebelumnya.

Simak daftar perumahan dan apartemen baru harga mulai Rp500 juta di sini!

 

Tidak hanya itu, laporan juga mencatat pertumbuhan penjualan properti residensial pada Q2 2017 terpantau tumbuh melambat dibanding triwulan sebelumnya, dari 4,16% (q-o-q) menjadi 3,61% (q-o-q).

Perlambatan penjualan properti residensial sejalan dengan masih terbatasnya permintaan terhadap rumah tapak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.