Sukses


5 Hal Kekinian yang Bikin Susah Menabung

Jika Anda salah satu generasi milenial, lebih baik berhenti melakukan lima kebiasaan boros berikut biar kantong nggak jebol terus.

Liputan6.com, Jakarta Belakangan ini, generasi milenial atau yang sering disebut sebagai generasi Y, tengah menjadi sorotan hangat di kalangan masyarakat. Mulai pendidikan, teknologi, maupun moral dan budaya.

Generasi milenial merupakan generasi muda yang dianggap sangat berpotensi membangun dunia. Kaum milenial dianggap sebagai generasi yang spesial karena berbeda dari generasi sebelumnya, lebih kritis, melek teknologi, dan berani.

Namun ada 'hantu' yang bisa menjegal individu generasi ini jika mereka terlena, yakni hantu 'eksistensi' atau hantu 'kekinian'. Budaya ini mendorong pengeluaran yang berlebihan pula.

Jika Anda salah satu generasi milenial, lebih baik berhenti melakukan lima kebiasaan boros berikut biar kantong nggak jebol terus. Ingat, Anda juga harus menyiapkan diri untuk masa depan, terutama dalam hal keuangan.

Makan cantik

Generasi milenial diakui dua kali lebih sering nongkrong dan jalan-jalan dibanding generasi sebelumnya. Tak heran kalau pengeluaran terbesar mereka digunakan untuk makan di luar. Mulai sekarang kurangi, deh, kebiasaan makan siang di mal.

Bayangkan untuk satu kali makan di luar Anda bisa menghabiskan uang Rp50.000-Rp100.000. Berapa jumlah yang dikeluarkan jika Anda melakukannya setiap hari? Sebagai gantinya, cukup makan siang di kantin kantor dan makan malam di rumah bersama keluarga.

Ngopi

Ngopi sudah menjadi bagian gaya hidup yang tak bisa dipisahkan dari generasi milenial. Banyak kedai kopi selalu penuh pada jam-jam pulang kantor. Sebagian besar diisi oleh kaum milenial.

Boleh saja Anda menikmati ngopi sambil bercengkerama dengan teman, tapi hanya sebatas 1-2 kali sebulan, bukan setiap hari. Jika harga satu cangkir kopi Rp50.000, setidaknya Anda butuh dana 1 juta rupiah hanya untuk kopi. Nggak mau rugi, kan?

Konser

Menonton konser band idola memang tak ada salahnya. Akan salah jika Anda memaksakan untuk menonton setiap konser yang digelar, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Batasi sekali setahun saja.

Contohnya konser Coldplay, beberapa waktu lalu di Singapura. Harga tiket konsernya saja berkisar antara Rp800 ribu sampai Rp3 juta. Ini adalah harga resmi. Tiket tersebut langsung ludes hanya beberapa saat setelah penjualan dibuka secara online. Beberapa calo bahkan menjualnya hingga Rp6 juta. Tiket pesawat sekitar Rp1,2 juta. Belum lagi penginapan, transportasi, konsumsi, dan lain-lain.

Traveling

Berwisata, atau yang oleh kaum milenial lebih sering disebut 'traveling', juga memakan biaya. Tengok saja biaya pesawatnya, belum lagi penginapannya. Apalagi, kebanyakan kaum milenial enggan berwisata dengan menginap di rumah kerabat atau saudara dengan alasan kurang bebas.

Berwisata memang perlu. Kegiatan ini bisa menyegarkan kembali tubuh dan pikirkan, setelah beberapa lama berkutat dengan pekerjaan. Namun jika terlalu sering, keuangan bisa terganggu.

(Simak juga: Stop Beli 5 Barang Ini Jika Ingin Punya Rumah)

Berlangganan online

Saaat ini banyak sekali aplikasi berlangganan yang ditujukan untuk Generasi Y, mulai dari berlangganan lagu, tv online, atau aplikasi online lain. Untuk mengantisipasi, pilihlah produk berlangganan yang benar-benar Anda butuhkan. Apalagi jika jarang digunakan. Hal ini hanya akan menambah bengkak pengeluaran setiap bulan.

Kartu Kredit

Kartu kredit memberikan ilusi bahwa Anda memiliki uang lebih. Pasalnya, tak ada uang dalam rekening atau dompet Anda yang berkurang saat menggesek kartu kredit. Hal ini membuat Anda tergiur untuk berbelanja lebih banyak lagi.

Masalah akan muncul di akhir bulan, saat tagihan datang. Gaji yang masuk sebagian besar habis untuk membayar tagihan kartu kredit.

Anda boleh saja menggunakan kartu kredit, namun pilih limit yang sesuai kemampuan agar Anda tak kebablasan. Lalu, gunakan kartu kredit hanya untuk hal-hal penting, misalnya ada pengeluaran tak terduga.

Usahakan pula untuk segera melunasi kartu kredit saat jatuh tempo. Hindari godaan mengubah tagihan menjadi cicilan. Hal ini akan membuat Anda terlena, seolah pengeluaran Anda kecil dan mendorong Anda untuk semakin konsumtif. Padahal, cicilan utang Anda sudah menumpuk.

Alih-alih menghabiskan penghasilan Anda untuk kegiatan konsumtif, lebih baik tahan diri dan mulai berinvestasi. Dana yang tadinya kecil bisa berlipat seiring waktu.

Salah satu instrumen investasi yang baik adalah rumah. Apalagi saat ini, Pemerintah dan pengembang tengah gencar memasarkan hunian untuk kalangan menengah. Kalaupun Anda belum akan menempatinya, rumah tersebut bisa Anda sewakan untuk membantu meringankan cicilan. Tertarik mencari hunian? Lihat pilihannya dengan harga mulai Rp300 jutaan di sini!

Sumber: Rumah.com

Foto: Pexels

Rina Susanto

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.