Sukses


Usung Standar IOC, Rusun Atlet Kemayoran Rampung Akhir 2017

Kementerian PUPR melengkapi rusun dengan berbagai fasilitas pendukung sesuai standar dari Internasional Olympic Committee (IOC).

Liputan6.com, Jakarta Pembangunan sarana pendukung Asian Games 2018 yakni Rusun Atlet Kemayoran dan Kompleks Olahraga Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan, diprediksi berjalan sesuai jadwal dan sebagian besar dapat selesai pada akhir tahun 2017.

Rusun tersebut nantinya akan memiliki berbagai fasilitas pendukung seperti tempat ibadah, ruang terbuka dan jogging track, sehingga bisa mengakomodir kebutuhan untuk pelaksanaan Asian Games mulai Agustus 2018 mendatang.

Syarif Burhanuddin selaku Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR menyatakan, hingga bulan Juli 2017 ini progres pembangunan Rusun Atlet khususnya yang berada di Kemayoran telah mencapai 95,67 persen.

“Sesuai kontrak, pembangunan rusun akan selesai pada bulan Agustus 2017, namun karena ada penambahan landscape penataan kawasan, maka pekerjaan diproyeksikan akan tuntas seluruhnya pada akhir tahun 2017,” ujarnya seperti dikutip Rumah.com.

(Cari apartemen harga di bawah Rp200 juta?)

“Rusun dibangun di dua lokasi yakni di Blok C-2 yang berdekatan dengan pintu tol Ancol dan Blok D-10 yang berada persis di belakang RS Mitra Kemayoran. Untuk Blok C-2 nanti diperuntukan bagi staf penunjang seperti pers, perawat, official pendukung dan lainnya. Sedangkan di Blok D-10 dikhususkan bagi atlet,” ia menambahkan.

Diperkirakan Asian Games 2018 akan dihadiri oleh 10 ribu orang. Oleh karenanya setiap unit rusun tipe 36 memiliki dua kamar tidur lengkap dengan ruang tamu dan dapur, serta akan ditempati oleh dua orang atlet.

Syarif menjelaskan, setelah konstruksi wisma atlet selesai, Kementerian PUPR juga akan melengkapi bangunan tersebut dengan berbagai fasilitas pendukung seperti meubelair  tempat tidur, meja dan kursi, pendingin udara serta pemanas air, agar para atlet bisa tinggal dengan nyaman selama ajang Asian Games 2018 berlangsung.

Berbagai fasilitas pendukung tersebut telah memenuhi standar dari Internasional Olympic Committee (IOC).

“Kami menyiapkan bangunan Rusun layaknya hotel bintang tiga dan telah sesuai standar atlet di level internasional. Ukuran tempat tidur standar adalah 1,9 meter sedangkan bagi atlet yang lebih tinggi disediakan dengan ukuran 2,2 meter,” tandasnya.

Setelah ajang olah raga tersebut selesai, rusun ini akan dimanfaatkan untuk tempat tinggal masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan sistem sewa (rusunawa).

Baca juga: Belum Layak Huni, Warga Ogah Tinggal di Rusunawa

Aturan Sewa-Beli

Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR saat ini tengah merancang aturan tentang kepemilikan satuan rumah susun (sarusun) bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), melalui cara sewa beli bagi rusun yang  pembangunannya mendapat bantuan dan kemudahan dari Pemerintah.

“Program sewa beli sarusun ini menjadi solusi bagi masalah perumahan di Kota besar. Demi mengurangi backlog kepemilikan rumah,” jelas Kuswardono, Direktur Rumah Susun Ditjen Penyediaan Perumahan.

Selama ini dalam mengurangi backlog, salah satu program Pemerintah adalah dengan membangun rumah susun yang diperuntukkan bagi MBR sebanyak 80 Twin Blok yang dapat menampung hingga setidaknya 8.000 jiwa setiap tahunnya.

Sayangnya, hal ini memiliki kendala dimana beban subsidi untuk pengelolaan rusun cukup tinggi dan tidak adanya jaminan kepastian hukum bagi masyarakat untuk memiliki satuan rumah susun yang telah dihuni.

“Maka konsepnya diubah menjadi sistem sewa beli. Selain untuk mengurangi beban subsidi APBD, juga untuk menjamin MBR untuk memiliki rusun yang telah dihuni bertahun-tahun,” paparnya.

Untuk menekan harga jual sarusun, maka Pemerintah hanya menilai setiap unit sarusun. Sedang nilai tanah tidak diperhitungkan. Harga sarusun ini akan diatur oleh Pemerintah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.