Sukses


Depok Bakal Digempur Pembangunan Apartemen

Permintaan untuk hunian mahasiswa terbilang masih yang paling tinggi, seiring dengan semakin meningkatnya jumlah mahasiswa.

Liputan6.com, Jakarta Kota Depok dinilai sudah sangat membutuhkan hunian vertikal mengingat keterbatasan dan kian mahalnya harga lahan yang nyaris merata. Di sisi lain, dukungan infrastruktur transportasi dan fasilitas rumah sakit kelas internasional beroperasi mulai 2018 dan 2019.

“Depok kian berpotensi untuk rumah susun,” demikian diutarakan Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Pemkot Depok, Wijayanto, dalam diskusi Infrastruktur Depok Topang Kenyamanan Kota, Rabu (26/4).

Kehadiran rusun tersebut selain untuk pasokan hunian di Depok, juga didedikasikan sebagai dukungan Program Sejuta Rumah yang digulirkan Pemerintah pusat.

Direktur Utama Orchid Realty, Mujahid, memandang hunian vertikal sebagai solusi utama di pusat kawasan bisnis (CBD) Margonda, Depok. Di kawasan tersebut harga lahan rata-rata menyentuh Rp20 Juta per meter persegi.

Terpantau sejak dua atau tiga tahun belakangan, Kota Depok lebih didominasi suplai dua tipe apartemen yang paling banyak dipasarkan yakni apartemen kelas mahasiswa dan apartemen keluarga.

Permintaan untuk hunian mahasiswa terbilang masih yang paling tinggi, seiring dengan semakin meningkatnya jumlah mahasiswa yang kuliah di sejumlah kampus ternama di Depok.

Baca: Apartemen Depok Layak Dibidik Kaum Muda

“Tipe yang banyak diminati itu tipe studio dengan kisaran harga Rp300 Juta sampai Rp500 juta,” ujar Mujahid dalam siaran tertulis yang diterima Rumah.com.

Infrastruktur Segera Rampung

Di sisi lain, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Herry Trisaputra Zuna, menegaskan bahwa aksesibilitas Depok kian maksimal memasuki 2019.

Terlebih tol Cijago seksi dua sudah mulai beroperasi akhir 2017. Kini, progres konstruksi jalan tol yang terdiri dari Margonda-Cisalak dan Margonda-Kukusan itu masing-masing sudah mencapai 68 dan 50 persen.

Tol Cijago akan terdiri dari tiga seksi. Seksi I (Cimanggis-Jalan Raya Bogor) sudah beroperasi pada 2012 lalu, sementara Seksi III (Kukusan-Cinere) masih dalam proses pembebasan lahan.

Adapun akses keluar masuk tol akan berlokasi di Jalan Raya Bogor, Margonda, dan Cinere. Sementara itu, pembangunan jalan tol Depok-Antasari seksi I Antasari-Brigif ditargetkan selesai akhir tahun ini.

“Sekarang penyelesaian konstruksinya sudah mencapai 49,5 persen dengan pembebasan lahan 97 persen,” ujarnya.

Kenyamanan konsumen properti selain ditopang aksesibilitas, juga didukung kehadiran RSUI yang mulai beroperasi awal 2018. “RSUI akan sekelas rumah sakit di Singapura, namun dengan biaya berobat yang lebih murah,” tutur Kepala Rumah Sakit Univesitas Indonesia (RSUI), Julianto Wicaksono, dalam diskusi.

Baca: RSUI Dongkrak Bisnis Apartemen Sewa di Depok

Ia menjelaskan, rumah sakit modern berkapasitas 300 tempat tidur ini akan menerapkan konsep Academic Health System yang berorientasi sepenuhnya pada penyediaan lahan pendidikan profesional bagi dokter, dokter gigi, keperawatan, farmasi dan kesehatan masyarakat secara terintegrasi.

“Sekarang baru tersedia 300 tempat tidur, tapi konstruksinya di tahap kedua akan disiapkan untuk 900 tempat tidur. Ini akan memunculkan nilai sewa tempat tinggal sementara untuk dosen atau keluarga pasien dan tamu. Kalau semua infrastruktur siap, bisnis hospital tourism pasti jalan. Termasuk bisnis Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition (MICE), karena ada seminar-seminar di RSUI dan butuh ruang penginapan,” tukas Julianto.

Selain apartemen, Depok juga masih menyimpan ragam perumahan baru dengan konsep yang bervariatif. Harganya pun terbilang mumpuni, ada yang dipatok mulai Rp300 Jutaan. Klik di sini untuk cari pilihannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini