Sukses


Imbas Perlambatan Ekonomi Terhadap Sektor Properti

Menurut data, sektor perumahan pun berkontribusi terhadap sekitar 9,61% tenaga kerja di berbagai sektor yang bersinggungan dengan properti.

Liputan6.com, Jakarta Perlambatan ekonomi secara global yang terjadi sejak beberapa tahun lalu menyebabkan lesunya penjualan sektor properti Indonesia dalam tiga tahun belakangan.

Berdasarkan data Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), pertumbuhan ekonomi Indonesia belum memenuhi target pada tahun 2016. Dimana hanya mencapai 5,02% sementara target yang ditetapkan adalah sebesar 5,2%.

“Sektor properti memiliki andil yang cukup besar terkait peningkatan perekonomian negara dengan multiplier effect. Oleh karenanya, perlu ada peran lebih dari sektor properti dalam usaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Mengingat dari data tahun lalu, diketahui masih ada gap antara target dan realisasi,” ujar Menteri ATR/BPN, Sofyan Djalil kepada Rumah.com.

(Apartemen baru di berbagai kota besar di Indonesia dibanderol Rp400 Jutaan, berminat?)

Masih menurut data, sektor perumahan pun berkontribusi terhadap sekitar 9,61% tenaga kerja di berbagai sektor yang bersinggungan dengan properti. Hal ini juga menunjukkan bahwa perkembangan sektor properti berpengaruh cukup besar terhadap sektor lainnya.

Dan untuk mensinergikan peran dari Pemerintah dengan para pelaku usaha properti, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) pada Selasa (11/04) mengadakan acara sarasehan pelaku usaha properti nasional dan Rakernas Bidang Properti yang turut diikuti oleh Rumah.com, dengan Country Manager Rumah.com, Wasudewan, sebagai salah satu narasumbernya.

Tujuan dari diadakannya agenda ini tak lain adalah demi mendorong sektor properti nasional menjadi lebih bergairah.

Pasalnya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, industri properti nasional menghadapi tantangan cukup berat yang dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah pelambatan pertumbuhan ekonomi.

“Jika kondisi propertinya terus turun begini dan tidak ada upaya untuk perbaikan, maka ini akan berdampak pada 174 industri turunannya yang masih berkaitan dengan sektor properti. Mulai dari industri keramik, baja, semen, jasa konstruksi, jasa perencanaan, cat, alat listrik, elektronik, hingga mebel,” kata Plt Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Properti, Eddy Hussy.

Ia menambahkan, “Kalau industri semen mungkin masih agak stabil, karena dipakai untuk proyek infrastruktur. Tapi bagaimana dengan industri lainnya seperti interior?”

Rumah.com Dukung Penuh Kebijakan Pemerintah

Guna membuat sektor properti kembali bangkit, Wasudewan selaku Country Manager Rumah.com mengaku mendukung penuh sejumlah kebijakan yang tengah dicanangkan Pemerintah, diantaranya Program Sejuta Rumah, tax amnesty, dan Paket Kebijakan Ekonomi.

Terkait pengampunan pajak atau tax amnesty, program ini resmi berakhir pada 31 Maret lalu dengan total harta yang dilaporkan para wajib pajak mencapai Rp4.855 Triliun.

Total itu terdiri dari deklarasi harta dalam negeri Rp3.676 Triliun dan deklarasi harta luar negeri mencapai Rp1.031 Triliun. Sementara penarikan dana dari luar negeri (repatriasi) mencapai Rp147 Triliun, dengan jumlah uang tebusan mencapai Rp114 Triliun dari target Rp165 Triliun.

“Pemerintah memang telah mengeluarkan beragam kebijakan untuk membantu masyarakat memiliki rumah, sekaligus menggairahkan pasar properti. Dimulai dari penurunan batasan uang muka kredit perumahan atau Loan To Value (LTV), penyederhanaan regulasi bagi pengembang, program sejuta rumah hingga amnesti pajak,” katanya.

“Dan kami menilai bahwa masyarakat memiliki harapan tinggi terhadap dampak amnesti pajak terhadap industri properti yang lebih bergairah dan harga yang lebih terjangkau,” Wasu mengakhiri.

Kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah sejatinya bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam mewujudkan impian tinggal di rumah sendiri. Tak heran, saat ini ada banyak sekali perumahan yang berani menawarkan promo DP rendah, yang pilihannya bisa Anda cek di sini!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.