Sukses


6 Kekeliruan yang Harus Dihindari Para Pengembang Pemula

Untuk menghindari kerugian akibat minimnya pengalaman, pelajari enam kesalahan yang sering dilakukan pengembang pemula berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta Tak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan akan hunian atau tempat usaha terus meningkat meskipun harga tanah melambung tinggi. Kebutuhan banyak orang dan juga keuntungan besar yang bisa diraup dari sektor properti pada akhirnya memang membuat banyak pengusaha tertarik dan mencoba mengembangkan bisnisnya di bidang ini.

Apalagi dengan adanya bantuan pembiayaan bank melalui KPR (Kredit Pemilikan Rumah), mengembangkan proyek properti pun bisa dilakukan bersamaan dengan proses pemasaran. Meski demikian, menjadi pengembang jelas tidak semudah yang dibayangkan. Bila tidak memiliki perhitungan dan perencanaan yang matang, proyek properti Anda bisa berhenti di tengah jalan.

(Simak juga: Tips Developer: Merancang Konsep Hunian Unik)

Untuk menghindar kerugian yang bisa diakibatkan dari minimnya pengalaman, seperti yang dikutip dari Rumah.com, pelajari enam kesalahan yang sering dilakukan pengembang pemula berikut ini.

1. Berinvestasi di lokasi yang salah

Ini merupakan kesalahan dasar yang paling banyak dilakukan oleh pengembang pemula. Menurut konsultan properti, Simon Barnes, pengembang pemula sering salah memilih lokasi di area yang dianggapnya akan ramai dalam beberapa tahun ke depan. Misalnya terlalu dekat dari jalan utama yang bising, atau justru kawasan yang jauh dari akses transportasi.

Kenyataannya, tidak mudah menebak area mana yang benar-benar menjanjikan untuk berinvestasi bila Anda pemain baru dalam bisnis properti. Namun Anda bisa mengasah keahlian ini dengan rajin mengikuti seminar atau konsultasi dengan pakar properti.

2. Berhutang terlalu besar

Jangan tergoda meminjam uang terlalu besar untuk mengembangkan proyek Anda. Ketahui, seberapa besar kemampuan Anda mencicil hutang. Meskipun bisnis properti menawarkan keuntungan balik modal yang besar namun di tahap awal Anda harus bijak mengelola keuangan. Lakukan perhitungan biaya yang rinci dan cermat untuk diajukan ke appraiser bank.

3. Dibohongi oleh kontraktor

Kualitas proyek properti Anda sangat bergantung pada hasil pekerjaan kontraktor. Jadi selalu pantau proses pengerjaan dengan bahan bangunan yang berkualitas. Sebelum itu, Anda haruslah cermat memilih jasa kontraktor yang berkualitas dan melakukan perjanjian atau kontrak yang tegas agar proses pengerjaan selesai tepat waktu.

4. Menomorduakan kualitas

Ya, ada banyak ragam bahan bangunan yang bisa Anda pilih. Misalnya untuk keramik granit, rangka atap, bata dinding. Untuk meningkatkan keuntungan penjualan, mungkin Anda tergoda memilih bahan bangunan yang paling murah. Lagipula, tidak semua konsumen menjadikan hal ini sebagai prioritas utama.

Padahal, jika kerusakan bangunan terjadi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, kredibilitas perusahaan Anda bisa menjadi taruhannya.

5. Terburu-buru

Sejumlah developer amatir sering terburu-buru ketika hendak memulai proyek pengerjaan tanpa perencanaan yang matang. Padahal ada banyak persyaratan yang harus dilengkapi sebelum memulai proyek pembangunan. Padahal, Anda juga harus memperhitungkan jangka waktu dan biaya pembangunan.

Semakin matang persiapan yang dibuat, maka akan semakin baik hasil akhirnya. Jangan sampai ada masalah yang menghampiri di tengah proses pemasaran proyek.

6. Tamak

Menentukan harga jual adalah yang hal yang sangat penting dalam proses pemasaran proyek properti. Anda harus melakukan riset dan perhitungan yang tepat sebelum menemukan angka yang pas. Pengembang yang belum berpengalaman juga kerap kali menentukan harga yang terlalu tinggi di atas pasaran.

Ingat, belakangan ini konsumen semakin cermat dalam melakukan perbandingan harga. Jadi, untuk membuat proyek Anda cepat laku, sebaiknya tentukan harga secara bijak.

Sebagai acuan, Anda bisa mempelajari proyek-proyek properti dari para pengembang ternama dan berpengalaman. Simak ratusan proyek properti yang bisa Anda jadikan acuan di sini.

Isnaini Khoirunisa

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini