Sukses


Kenaikan Harga Properti di Solo Diprediksi 30-40 Persen.

Memasuki tahun 2017, broker properti memprediksi kenaikan harga properti di Solo mencapai 30-40 persen dibanding 2016.

Liputan6.com, Jakarta Tahun 2016 lalu, kondisi bisnis properti di Solo didominasi transaksi perumahan kelas menengah atas. Ya, perumahan kelas menengah yang harganya di bawah Rp500 juta pada tahun lalu memang kurang ‘bergairah’ dibanding harga rumah yang berkisar diangka diatas Rp500 juta di Solo.

(Baca juga: Perumahan Rp500 Juta di Solo Raya Patut Jadi Buruan!)

Namun seiring berjalannya waktu, memasuki tahun 2017, broker properti memprediksi kenaikan harga properti di Solo bisa mencapai 30-40 persen dibanding tahun 2016.  Apa yang diutarakan Ihsan Prayitna, Owners Haroki Propertindo, bukanlah sebuah ilustrasi semata tapi merupakan kondisi terkini bisnis properti di Solo.

Tidak mengherankan memang, ketika agenda politik daerah (Pilkada) telah selesai, seolah ada semacam semangat baru di kalangan investor dan konsumen di Solo untuk mencoba meraih keuntungan yang sebelumnya mereka tahan.

Itulah mengapa dengan mulai membaiknya kondisi politik dan ekonomi yang ada di Solo, Ihsan berpendapat bahwa tahun 2017 ini kenaikan harga properti di Solo bisa meningkat sekitar 30-40 persen dibanding tahun 2016.

Sekedar informasi, saat ini kondisi kota Solo sudah cukup padat, sehingga ketika pengembang hendak mencari lahan yang cukup luas tentunya akan menjadi satu kendala. Konsekuensinya, ketika lahan itu di dapat maka harga yang ditawarkan sudah cukup tinggi. Itulah kenapa pada akhirnya para pelaku properti mengarahkan investasinya ke arah Solo Utara.

Ada beberapa hal yang mendukung bergesernya lokasi investasi di Solo. Seperti yang dijelaskan oleh Ihsa, Solo Utara dekat dengan Bandar Udara sehingga bisa dipastikan infrastruktur di daerah ini sudah cukup baik.

Lalu keberadaan lahan untuk pengembangan properti juga masih dimungkinkan di lokasi ini. Pelaku bisnis properti tentunya akan lebih mudah untuk merencanakan proyek-proyek propertinya di Solo Utara. Disamping tentunya wilayah Solo Utara adalah daerah dataran dan tempat tinggal  Presiden Republik Indonesia berasal.

Sementara ketika bicara harga lahan, sudah pasti Solo Utara masih terjangkau dibanding Solo kota yang harganya sudah cukup tinggi. Sekedar informasi, untuk jalan utama yang ada di Solo, menurut Ihsan, saat ini dua jalan yang cukup mahal harga tanahnya adalah Jalan Adi Sutjipto dan Jalan Adi Sumarmo.

Jika di Jalan Adi Sumarmo saja kisaran harganya sudah berada pada angka Rp6-8juta/m2, justru Jalan Adi Sutjipto kondisinya lebih mahal. Berada dikisaran angka Rp12-20juta/m2 pada tahun 2016. Maka prediksi Ihsan di tahun 2017 ini harganya bisa melambung menjadi Rp30 juta/m2.

“Terlebih di ujung barat jalan Adi Sutjipto yang rencananya akan di bangun Pusat Bisnis Solo dengan pembangunan Mall dan Apartemen serta kawasan komersial lain yang akan menempati areal di sekitar pusat bisnis tersebut,” urai Ihsan kepada Rumah.com.

Andai kawasan bisnis properti dengan konsep mix used ini terwujud, maka bisa dibayangkan harga lahan di sekitar daerah tersebut akan turut melambung seiring bertumbuhnya ekonomi di sekitar daerah tersebut.

Pembangunan Pusat Bisnis di Solo Utara sendiri, sejatinya sejalan dengan rencana Pemerintah Daerah setempat. Dimana Pemkot Surakarta rencananya akan membangun Kota Solo menjadi Kota Bisnis.

Dua Kecamatan di Solo Utara diproyeksikan akan menjadi pusat kegiatan bisnis tersebut yaitu tiga kawasan di Kecamatan Banjarsari seperti kawasan Joglo, Komplang, dan Tirtonadi. Sedangkan di Kawasan Mojosongo yang diproyeksikan menjadi pusat kegiatan bisnis yaitu di kawasan Bagian Timur dan Utara Solo.

Berminat untuk berinvestasi properti di Solo dan sekitarnya? Simak puluhan pilihannya di sini.

Achmad Fachrezzy

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.