Sukses


Survei BI: Harga Properti Komersial Triwulan IV-2016 Menyusut

Demosi harga diperkirakan terjadi karena permintaan masyarakat yang tumbuh terbatas dibandingkan dengan kenaikan pasokan.

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Properti Komersial pada triwulan IV-2016 tercatat sebesar 167,23 atau mengalami penurunan sebesar -0,06% (qtq), lebih rendah dibandingkan penurunan sebesar -0,19% (qtq) di triwulan sebelumnya.

Penurunan harga properti komersial terutama terjadi pada segmen hotel (-5,98%), qtq) dan segmen perkantoran (-0,06%, qtq).

Depresiasi harga terutama terjadi di wilayah Bandung (-0,95%, qtq) dan Jabodetabek (-0,04%, qtq) sejalan dengan menurunnya tingkat hunian kamar hotel karena faktor persaingan.

Sementara itu, kenaikan harga properti komersial tertinggi terjadi pada segmen convention hall (2,73%, qtq) imbas meningkatnya permintaan.

BI: Maluku Utara Patok Suku Bunga KPR Tertinggi

Penurunan harga properti komersial juga terjadi secara tahunan, yaitu sebesar -0,33% (yoy), setelah pada kuartal sebelumnya mencatat kenaikan sebesar 0,12% (yoy).

Penyusutan harga terdalam berasal dari segmen apartemen (-0,87%, yoy), khususnya apartemen sewa, dan segmen hotel (-0,42%, yoy).

Demosi harga diperkirakan terjadi karena permintaan masyarakat yang tumbuh terbatas dibandingkan dengan kenaikan pasokan.

Secara regional, Jakarta mencatat penurunan harga properti komersial terdalam (-0,31%, yoy), diikuti Medan (-0,26%, yoy). Sementara itu, kenaikan harga tertinggi ada di Semaran (3,65%, yoy) terutama pada segmen perkantoran (9,30%, yoy).

Baca juga: Hampir 100% Konsumen Lebih Mementingkan Lokasi Dibanding Harga

Perkembangan Pasokan

Indeks pasokan properti komersial pada kuartal empat tahun lalu sebesar 107,29 atau tumbuh 0,60% (qtq), lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya menghasilan 0,48% (qtq).

Pertumbuhan pasokan properti komersial kuartal IV-2016 terjadi di semua segmen, kecuali convention hall yang menurun (-0,12%, qtq) sebagai akibat pengurangan luasan convention hall dari Gedung Cakrawala (Deplu) yang tidak lagi dibuka untuk umum.

(Perumahan baru se Indonesia klik rumah.com/perumahan-baru)

Pertambahan pasokan tertinggi terjadi pada semua segmen apartemen (3,11%, qtq), perkantoran (2,61%, qtq) dan hotel (2,03%, qtq).

Berdasarkan wilayah, pertumbuhan pasokan terjadi di semua wilayah, dengan pertumbuhan tertinggi di Bandung (2,37%, qtq), yang berasal dari segmen apartemen (4,48%, qtq) berupa penambahan pasokan apartemen segmen menengah di wilayah timur Kota Bandung.

Wilayah Jabodetabek juga mengalami pertumbuhan pasokan yakni sebesar 0,69% (qtq) terutama pada segmen apartemen jual seperti Apartemen Branz TB Simatupang (kelas atas), South Gate, Permata Hijau Suites, Aerium, Lavish, dan South Capital Residence (kelas menengah).

(Lihat daftar apartemen baru di Jabodetabek)

Ada pula pengembangan tower lanjutan dari apartemen yang sudah ada seperti Tokyo Riverside, The Oasis, dan Springlake Summarecon Bekasi (kelas menengah bawah).

Secara tahunan, indeks pasokan properti komersial juga tumbuh sebesar 2,12% (yoy), melambat dibandingkan kenaikan sebesar 2,29% (yoy) do kuartal sebelumnya.

Penambahan suplai terjadi di semua segmen terutama apartemen (14,01%, yoy), khususnya apartemen jual alias strata, perkantoran (9,63%, yoy) dan hotel (8,69%, yoy).Demosi harga diperkirakan terjadi karena permintaan masyarakat yang tumbuh terbatas dibandingkan dengan kenaikan pasokan.

Sumber: Rumah.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.