Sukses


Strategi Developer Kawakan Sikapi Pasar Properti 2017

Untuk mengantisipasi serbuan ini, Julius mengungkapkan bahwa para developer dituntut agar lebih kreatif.

Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar pelaku bisnis properti memprediksi tahun 2017 sebagai masa perbaikan atas menurunnya performa pasar properti yang terjadi tahun lalu. Masa restorasi ini menyebabkan para pengembang real estat harus memutar otak guna menyusun taktik pemasaran.

“Mengacu pada data Bank Indonesia, sepanjang kuartal ketiga tahun lalu sebanyak 56,24% pengembang di Indonesia mengandalkan dana internal perusahaan sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan proyek mereka,” ujar Wasudewan, Country Manager Rumah.com.

“Tak ada pilihan, para pengembang harus semakin kreatif dalam mengangkat keunggulan proyeknya di tahun ini agar cepat diserap pasar,” lanjutnya.

Menurut data Bank Indonesia tersebut, komposisi sumber pendanaan para pengembang adalah laba ditahan (48,79%), modal disetor (38,40%), lainnya (9,46%), dan joint venture (3,35%). Dana yang sudah dikeluarkan perusahaan (pengembang) harus dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga bisa mencetak laba dalam waktu relatif singkat.

(Baca juga: Dua Tahun Tidur Pulas, Sektor Properti 2017 Harus Bangun)

Direktur PT. Synthesis Kreasi Utama, Julius J. Warouw, meyakini bahwa pada tahun 2017 produk properti yang hadir di Indonesia akan semakin beragam.

“Tidak hanya produk, tetapi juga bakal banyak pengembang asing yang mengembangkan proyek di sini,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi serbuan ini, senada dengan Wasudewan, Julius mengungkapkan bahwa para developer dituntut agar lebih kreatif.

Mulai tahun 2017, Synthesis Development yang semula menghadirkan proyek berupa high rise building (apartemen) telah berencana membangun rumah baru tapak (landed house) pada tahun 2017.

“Penting bagi developer lokal untuk terus mencari ide dan kreativitas. Bukan cuma sekedar menyuguhkan sisi desain atau fasilitas menarik, tapi juga harus tahu kebutuhan masyarakat saat ini,” terangnya.

“Jika dikaitkan dengan kebutuhan konsumen dari generasi millennial yang berusia di bawah 35 tahun, misalnya, para developer bisa mengangkat akses internet super cepat atau akses menuju transportasi publik yang mudah.”

“Bagi kelompok ini, akses internet dan transportasi adalah pertimbangan penting dalam pemilihan properti disamping rumah harga terjangkau,” ujar Wasudewan.

Sementara itu, Julius mengakui, meski pasar tengah dalam kondisi lesu, namun faktanya angka penjualan properti milik Synthesis selama 2016 malah mengalami peningkatan signifikan di hampir semua lini, baik itu proyek kelas menengah bawah maupun menengah atas.

(Baca juga: Unik! Warga Perumahan Bisa Komplain Lewat Aplikasi Ini)

Efek Tax Amnesty Bagi Penjualan

Sales Manager Podomoro Golf View, Lucky Tedja, menganggap pasar properti 2017 sebagai peluang sekaligus tantangan.

“Peluang dan tantangan itu kami hadapi dengan melahirkan produk baru yang bertujuan membantu Pemerintah dalam menyukseskan Program Satu Juta Rumah. Itu yang menjadi strategi kami di tahun 2017,” ujarnya.

Menurut Lucky, ada beberapa kebijakan Pemerintah di tahun lalu yang masih perlu diteruskan hingga tahun ini guna menyokong pertumbuhan daya beli masyarakat di sektor properti. Dan salah satunya terkait tax amnesty alias pengampunan pajak.

“Ini merupakan kebijakan bagus yang sangat mampu mendongkrak penjualan properti, khususnya bagi Agung Podomoro Land (APL),” ujarnya.

(Baca ulasan lengkap proyek apartemen di review properti Rumah.com)

Sementara perusahaan pengembang besar yang sudah berdiri 28 tahun silam yakni PT. Jababeka Tbk, mengutarakan strategi bisnis mereka masih akan terfokus dalam mengembangkan kawasan industri terpadu yang disertai infrastruktur dan residensial.

“Strategi Jababeka untuk 2017 adalah terus berinovasi menciptakan suplai yang akhirnya menjadi demand, terutama untuk perumahan dan area komersil. Dengan hadirnya Jababeka Residence, kami berhasil menciptakan proyek yang mampu menembus konsumen kelas menengah atas,” kata Direktur PT Jababeka, Sutedja Sidarta Darmono.

Jababeka akan terus membangun proyek yang menyasar pangsa pasar tersebut. Mengingat bisnis inti mereka masih di kawasan industri, maka rencana Jababeka tetap mengembangkan mixed-use project yang memadukan tempat tinggal dengan fasilitas komersil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini