Sukses


Kesejahteraan Rakyat Diupayakan Lewat Program 100-0-100

Untuk mencapai target program 100-0-100, PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah melakukan berbagai langkah

Liputan6.com, Jakarta Masalah kemiskinan dan kesejahteraan rakyat hingga kini masih menjadi poin utama yang harus dientaskan pemerintah. Terutama dari sisi ekonomi dan kehidupan sosial yang diantaranya termasuk tempat tinggal alias rumah masyarakat kurang dan tidak mampu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015, jumlah RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) di Indonesia sekitar 2,51 juta unit dengan rincian 2,18 juta rawan layak huni dan 0,33 juta benar-benar tak layak huni.

Untuk mengatasi problem menahun ini, pemerintah khususnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dituntut bekerja keras dalam membangun infrastruktur.

Mengingat, infrastruktur tidak hanya berfungsi mendorong pertumbuhan ekonomi, namun juga bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

(Baca juga: Daripada Tinggal di Kawasan Kumuh, Mending Pindah ke Rusunawa!)

Oleh karenanya, rencana strategis Kementerian PUPR tahun 2015-2019 salah satunya memuat program 100-0-100 yang artinya 100% akses air minum aman, 0% permukiman kumuh, dan 100% akses sanitasi layak.

Untuk mencapai target program 100-0-100, PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah melakukan berbagai langkah dan hasilnya pada tahun 2016, penyediaan air minum aman telah mencapai 71, 66%, sanitasi layak 64,07% dan luasan permukiman kumuh yang perlu ditangani tersisa 8,18%.

(Inilah daftar rumah subsidi untuk rakyat)

Gelontorkan Strategi Jitu

Dengan hasil yang telah dicapai tahun lalu, Dirjen Cipta Karya optimistis dapat mewujudkan program 100-0-100 sesuai dengan tenggat waktunya. Guna mendukung program tersebut, beberapa program strategis pada tahun 2017 pun telah disiapkan.

Diantaranya dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap air minum, akan dilakukan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) regional, SPAM kawasan perkotaan, SPAM kawasasan khusus, SPAM daerah rawan air dan SPAM berbasis masyarakat.

Sementara penanganan kawasan kumuh dan akses sanitasi dilakukan melalui revitalisasi kawasan tematik di 45 kawasan, pembangunan lima kawasan wisata nasional melalui penataan, serta pembangunan infrastruktur permukiman khusus.

(Simak pilihan rumah baru harga terjangkau hanya di sini)

Ada pula SPAM kawasan khusus dan sistem air limbah skala kawasan, pembangunan 7 pos lintas batas negara (PLBN) dan sembilan lokasi pengembangan permukiman, dan program infrastruktur sosial dan ekonomi wilayah di 400 kecamatan.

(Baca juga: Mengenal Sanitasi Terbaik untuk Rumah Anda)

Direktorat Jenderal Cipta Karya juga berkomitmen untuk mengentaskan permukiman kumuh seluas 1.160 Ha yang termasuk di dalamnya ada penataan 6 kawasan kampung nelayan.

Sementara untuk mencapai 100% akses sanitasi layak, akan dilakukan pembangunan pengolahan sistem pengelolaan air limbah mulai dari skala regional, kota, kawasan dan berbasis masyarakat untuk 654.266 rumah tangga.

Tidak hanya itu, rencana bagus lainnya meliputi pembangunan sistem penanganan persampahan skala regional, kota, kawasan dan berbasis masyarakat untuk 1,2 juta rumah tangga, berikut pengurangan genangan seluas 391 Ha melalui pembangunan infrastruktur drainase.

Sumber: Rumah.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.