Sukses


Beli Rumah Saat Launching, Untung atau Risiko?

Bagi Anda yang tengah ragu memutuskan akan membeli rumah saat launching atau tidak, kenali risiko dan keuntungannya

Liputan6.com, Jakarta Tak semua orang berminat membeli rumah baru saat masih dalam tahap peluncuran alias launching. Pasalnya, ada sebagian yang merasa ragu akan status dan kejelasan pembangunan rumah tersebut.

Kendati demikian, beberapa orang justru merasa membeli properti ketika launching terbilang paling menguntungkan. Setidaknya harga properti lebih murah, karena pengembang ingin membagi risiko dengan pembeli.

Begitupun yang diutarakan Sales Manager Kebagusan Terrace, Stephanie Cassandra. Ia malah menyarankan, jika konsumen ingin mencari rumah dengan harga lebih terjangkau, sebaiknya lakukan pelunasan uang muka saat klaster baru diluncurkan atau masih dalam tahap pembangunan.

“Selain harganya jauh lebih rendah, pengembang biasanya juga kerap mengiming-imingi diskon saat peluncuran. Namun kelemahannya, konsumen tidak bisa mengetahui dengan pasti hasil jadi dari properti tersebut. Kedua, ada kekhawatiran kemunduran jadwal pembangunan,” ucapnya.

Menyikapi polemik akan risiko dan keuntungannya, pakar properti Panangian Simanungkalit menjelaskan, untuk rumah, biasanya dibangun dalam waktu enam hingga delapan bulan, dari mulai launching hingga rumah siap ditempati. Dalam kurun waktu tersebut, harga rumah biasanya naik 10%-15%.

(Baca juga: Terungkap! Alasan Pengembang Bilang ‘Senin Harga Naik’)

”Dengan kata lain, membeli rumah saat baru diluncurkan, ibarat mendapat diskon 15%. Sedangkan untuk apartemen, harganya bisa naik hingga 20% dengan masa penyelesaian 18 sampai 24 bulan. Jadi, inilah keuntungan nyata dari membeli hunian baru pada saat launching,” jelasnya kepada Rumah.com.

Keuntungan lain, sambungnya, konsumen bisa langsung memilih lokasi sesuai keinginan. Ini penting, terutama bagi mereka yang percaya perhitungan feng shui. Apalagi, ketika peluncuran biasanya pengembang akan memberi penawaran menarik seperti cicilan uang muka.

“Paling tidak down payment-nya bisa dicicil dengan soft cash dan bisa menggunakan KPR atau tunai bertahap,” katanya.

Tapi, ada risikonya…

Di lain sisi, membeli saat launching juga memiliki risiko. Terutama jika pengembangnya memiliki masalah keuangan atau proyek tersebut kurang laku.

Risiko lain, terkadang apa yang tergambar di brosur ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Bisa menyangkut letak unit, spesifikasi teknis, atau ukuran, yang bisa berpengaruh pada prospek rumah tersebut.

”Dalam kasus perumahan, penyelesaian pembangunannya biasanya menjadi lambat. Bahkan ada juga yang mengeluhkan spesifikasi rumah tidak sesuai rencana. Ini yang harus diwaspadai,” jelasnya.

”Namun, sepanjang konsumen berhati-hati dalam membeli properti dan cermat melihat perencanaannya, membeli saat launching lebih bagus,” ia meningatkan.

(Jangan lupa, baca review perumahan di Rumah.com sebelum membeli)

Tak lupa, Panangian memberi beberapa tips yang perlu diperhatikan konsumen ketika ingin membeli properti saat launching agar terhindar dari wanprestasi.

Pertama, pastikan prospek lokasi perumahan itu dengan cara mengetahui seberapa banyak rencana pembangunan perumahan lain di kawasan itu. Konsumen pun bisa dengan mudah mengetahui hal ini hanya dengan membaca ulasan properti lengkap di Rumah.com.

Kedua, cari pengembang yang memiliki track record yang baik atau sudah terbukti mampu membangun sesuai janji (jadwal dan spesifikasi tepat). Hal itu bisa dilihat dari proyek-proyek sebelumnya.

Ketiga, teliti perjanjian akta jual belinya. Harus bisa diketahui dengan jelas kewajiban yang harus dipenuhi pengembang jika mereka terlambat melakukan serah terima kepada konsumen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.