Sukses


Perumnas Kembangkan Hunian Berbasis TOD

Pengembangan kawasan yang terintegrasi dan inklusif berbasis TOD ini dilakukan di Stasiun Bogor, Stasiun Tanjung Barat dan Stasiun Pondok

Liputan6.com, Jakarta Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi atau disingkat Jabodetabek, tercatat memiliki 80 stasiun Kereta Api Listrik (KRL) dengan jumlah pengguna mencapai 914.840 penumpang per hari.

Menurut data PT KAI, mayoritas pengguna KRL terbiasa menempuh jarak antara rumah dengan stasiun yang berkisar antara 1 kilometer hingga 10 kilometer.

KRL menjadi moda transportasi pilihan masyarakat menuju tempat aktivitas atau bekerja, karena dinilai lebih efisien dan terhindar dari kemacetan. Hal ini lantas mendorong kenaikan harga yang signifikan terhadap tanah maupun hunian yang berada di sekitar stasiun.

Menghadapi fakta atas tingginya minat dan kebutuhan masyarakat atas hunian yang dekat dengan stasiun, PT Perum Perumnas bersama PT KAI, Senin (19/12), menandatangani MoU pengembangan kawasan yang terintegrasi dan inklusif berbasis Transit Oriented Development (TOD).

TOD sendiri merupakan salah satu pengembangan kota yang mengadopsi tata ruang campuran dan maksimalisasi penggunaan angkutan massal, seperti Trans Jakarta, commuter line, MRT, kereta api ringan (LRT), dan dilengkapi dengan jaringan jalan pejalan kaki serta sepeda.

(Baca juga: TOD dan Kota Mandiri, Gambaran Tren Properti Hari Ini)

Direktur Utama Perum Perumnas, Bambang Triwibowo mengatakan MoU tersebut merupakan wujud optimasi pemanfaatan lahan strategis KAI, untuk pengembangan kawasan yang terkoneksi TOD terutama untuk ruang-ruang vertikal yang belum dimanfaatkan.

“Melalui MoU ini kami berharap mampu memberikan alternatif hunian bagi masyarakat yang lebih efisien, karena dengan konsep TOD otomatis memudahkan akses transportasi bagi warga. Lokasi pemukiman ini rencananya akan memanfaatkan ruang yang tidak terpakai di sekitar stasiun kereta api,” katanya seperti dilansir Rumah.com.

Dilengkapi Fitur Hunian Lengkap

Ia menjelaskan, nantinya hunian berkonsep TOD ini juga akan dilengkapi dengan area komersial yang diperuntukan bagi penghuni melakukan perdagangan, dan juga terdapat area fasilitas umum penunjang lainnya.

“Melalui konsep TOD ini akan mendekatkan jarak pengguna kereta api, menciptakan penghematan biaya, waktu dan tenaga bagi mereka sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup di perkotaan,” ia menguraikan.

Sementara itu, Direktur Korporasi dan Pengembangan Bisnis Perumnas, Galih Prahananto mengatakan usulan pengembangan kawasan yang terintegrasi dan inklusif berbasis TOD ini akan dilakukan di Stasiun Bogor, Stasiun Tanjung Barat dan Stasiun Pondok Cina.

Pengembangan TOD tersebut, lanjutnya, sejalan dengan PP 83/2015 yang mengatur tentang peran Perumnas sebagai pengembang perumahan dan kawasan permukiman serta rumah susun, dan ijin Ditjen KA untuk rencana optimasi pemanfaatan lahan di beberapa lokasi stasiun KA.

“Pengembangan fasilitas sarana transportasi umum stasiun KA sebagai kawasan mixed-use berintensitas tinggi yang terintegrasi dan inklusif, dengan penambahan fungsi-fungsi komersial serta hunian vertikal dan perkantoran ini, sesuai dengan karakter dan kajian High and Best Use (HBU) dari lokasi tersebut,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini