Sukses


Bali Barat dan Utara: Tujuan Investasi Baru

Bagi Anda yang tengah mengincar investasi properti di Bali, ada baiknya jika mulai mengalihkan investasi ke Bali Barat dan Utara

Liputan6.com, Jakarta Investasi di sektor properti adalah investasi jangka panjang di mana keuntungannya baru dapat dinikmati di masa yang akan datang. Nah, bagi Anda yang tengah mengincar investasi properti di Bali, ada baiknya jika mulai mengalihkan investasi tidak lagi di seputar kuta, tapi bergeser kearah Bali Barat dan Bali Utara.

Mengamati kondisi bisnis properti yang ada di Bali, seperti yang disampaikan oleh Muhamad Farhan, owner DD Bali Property kepada Rumah.com, saat ini memang investor masih tertuju pada kawasan yang strategis seperti Denpasar, Jimbaran, Canggu, dan Seminyak.

Simak juga: Ini Bukti Bisnis Properti Bali Masih Seksi!

Tidak berlebihan memang, ketika bisnis properti sedang mengalami penurunan, maka kondisi tersebut secara langsung dapat berimbas pada lokasi-lokasi favorit di atas, di mana kisaran harga properti yang bawah Rp2miliar memasuki Desember 2016 masih stabil namun kondisi unit properti di atas Rp2 miliar malah turun.

Sementara untuk harga pasaran lahannya sendiri, jelas lokasi-lokasi tersebut masuk dalam katagori harga lahan tertinggi. Lokasi seminyak rata-rata di harga Rp2 juta/m2, Jimbaran dan Ungasan di harga Rp5juta/m2, sedangkan Nusa Dua justru melambung tinggi hingga mencapai Rp20 juta/m2, mengikuti wilayah Renon yang harga lahannya jauh lebih tinggi.

Itu baru dari sisi harga lahan yang tinggi, belum lagi jika arahnya untuk investasi di sektor perhotelan. Sejak pemerintah daerah mengeluarkan kebijakan untuk membuka ijin pembangunan hotel, memang kondisinya kurang menarik di banding beberapa tahun terakhir, terlebih jika lokasinya berada di sekitar Kuta yang masuk kabupaten Badung.

Seperti disampaikan oleh Putu, Ketua DPD AREBI Bali yang juga anggota PHRI Cabang Bali, menurutnya bisnis investasi hotel di kawasan utama Bali seperti Kuta, Renon, jelas bukan pilihan yang tepat untuk saat ini. Terlebih setelah masa investasi hotel kurang menarik yang digantikan dengan bisnis kondotel, pun menjadi kurang menarik lantaran adanya permasalahan yang menyangkut unit kondotel.

Secara hitung-hitungan bisnis, jelas ketika seorang investor ingin masuk ke lokasi tersebut kondisinya kurang menguntungkan, mengingat harganya yang sudah tinggi dan sektornya juga tidak menarik lagi.

Itulah kenapa, pada akhirnya perlu dicarikan alternatif pilihan lokasi lain yang secara bisnis masih mampu memberikan potensi laba yang tinggi. Dan jika pilihannya adalah lokasi bisnis dan wisata, maka wilayah di sekitar Bali Barat dan Bali Utara adalah pilihan yang tepat.

Ada dua hal yang menjadi dasar kenapa kedua lokasi tersebut perlu menjadi perhatian investor:

  • Pertama, kedua lokasi tersebut adalah lokasi yang dibuka seluas-luasnya oleh pemerintah bagi pengembangan bisnis pariwisata di Bali.
  • Kedua, sejak pemerintah daerah membuat kebijakan membuka luas ijin pembangunan hotel dan kondotel, maka wilayah seperti Jembrana dan Singaraja menjadi pilihan tepat bagi investor yang tertarik untuk mengembangkan bisnis pariwisata dan perhotelan di kedua wilayah tersebut.


Terlebih dengan kondisi Bali barat yang secara geografis cukup menarik, serta Bali Utara yang menjadi salah satu lokasi di Bali untuk pengembangan wisata pantai, laut dan wisata air lainnya.

Foto: Pixabay

Achmad Fachrezzy

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini