Sukses


Survei BI: Harga Apartemen dan Hotel Menurun di Q3 2016

Selain Jabodetabek, pemerosotan harga properti komersial tertinggi juga terjadi di Makassar dan Medan.

Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan data terbaru Bank Indonesia yang dirilis pertengahan November ini, indeks harga properti komersial pada triwulan III-2016 tercatat sebesar 167,34 atau mengalami penurunan -0,19% (qtq), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yakni -0,07% (qtq).

Penurunan harga properti komersial terutama terjadi pada segmen apartemen (-0,59%, qtq) dan ritel (-0,34%, qtq) khususnya di wilayah Jabodetabek sejalan dengan pertumbuhan permintaan yang terbatas. Selain Jabodetabek, pemerosotan harga tertinggi ada di Makassar (-0,05%, qtq) dan Medan (-0,04%, qtq).

Sementara itu, kenaikan harga properti komersial yang cukup signifikan terjadi pada segmen hotel (10,65%, qtq) di hampir semua kota, terutama Bandung (17,61%, qtq), Makassar (13,85%, qtq), dan Jabodetabek (12,39%, qtq).

Kenaikan tarif kamar hotel tersebut sejalan dengan tingginya permintaan karena adanya kegiatan PON di Bandung dan meeting di luar kantor.

Secara tahunan, harga properti komersial mengingkat sebesar 0,12% (yoy), namun melambat dibandingkan kenaikan 0,89% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Kenaikan harga tertinggi berasal dari segmen convention hall (12,24%, yoy).

Sedangkan penurunan harga secara tahunan hanya terjadi pada segmen apartemen (-1,14%, qtq) terutama di Jabodetabek (-2,97%, yoy) dan Medan (-2,60%, yoy) seiring dengan tingginya penambahan pasokan dibandingkan pertumbuhan permintaan.

(Baca juga: Suku Bunga KPR Hambatan Tertinggi Bisnis Properti)

Perkembangan Pasokan Properti Komersial

Indeks pasokan properti komersial pada triwulan III-2016 sebesar 106,65 atau tumbuh 0,48% (qtq), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (0,28%, qtq).

Pertumbuhan pasokan properti komersial pada triwulan III-2016 terjadi di semua lini, dengan kenaikan tertinggi di segmen apartemen (2,79%, qtq) dan perkantoran (2,37%, qtq). Untuk lahan industri, convention hall dan warehouse complex tidak mengalami pertumbuhan pasokan.

Berdasarkan wilayah, pertumbuhan pasokan properti menimpa hampir semua area, khususnya di Surabaya (2,76%, qtq) yang berasal dari segmen perkantoran (12,67%, qtq), yakni penambahan pasokan Pakuwon Tower Office.

Wilayah Jabodetabek juga mengalami pertumbuhan pasokan, yakni sebesar 0,67% (qtq) terutama pada segmen apartemen jual, seiring dengan pengembangan tower lanjutan dari apartemen eksisting maupun proyek apartemen baru, seperti Tokyo Riverside PIK, Grand Kamala Lagoon, Prajawangsa City, Grand Mansion, Evencio, dan East 8.

Menurut tahunan, indeks pasokan properti komersial tumbuh sebesar 2,29% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (2,22%, yoy).

Pertumbuhan suplai juga terjadi pada semua segmen terutama apartemen (16,48%, yoy) khususnya apartemen jual (strata); perkantoran (8,08%, yoy); dan hotel (7,84%, yoy).

Sumber: Rumah.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini