Sukses


Inspirasi Tips Bisnis Lewat Fenomena Jaket Jokowi

Asah naluri bisnis Anda dengan belajar dari 'booming' jaket bomber yang dikenakan Jokowi beberapa waktu lalu.

Liputan6.com, Jakarta Anda tentu masih ingat tentang hebohnya jaket yang dikenakan Jokowi saat menyampaikan siaran pers pada (4/11) lalu. Jaket hijau yang biasa disebut jaket bomber tersebut berhasil mencuri perhatian publik.

Pada siaran pers, Jokowi mengenakan jaket bomber atas saran dari Kaesang Pangarep, Anak Ketiganya.

Uniknya, bukan karena bentuknya, tetapi publik menilai penampilan presiden kala itu cukup berbeda dari penampilan pada umumnya. Dimana Jokowi lebih senang memakai pakaian sederhana seperti kemeja atau batik. Sedangkan saat itu, Jokowi tampil bak anak muda yang mengikuti perkembangan fesyen.

Setelah opini kian berkembang membahas seputar merek jaket tersebut, tiba-tiba Kaesang menanggapinya melalui akun Twitter miliknya:

“Yg pengen tau jaketnya beli dmn, silahkan mampir @markobar1996 @MOMMILK_SOLO @CeKopi @Pastabuntel @CakarDheer @Chilli_Pari dulu,” tulis Kaesang yang mendapat lebih dari 200 retweet”

Perlu diakui, cara Kaesang menginformasikan tanggapannya seputar jaket Jokowi ternyata bisa dibilang sebagai langkah bisnis yang cerdas.

Ya, dunia marketing kini semakin berkembang jauh meninggalkan cara tradisional, yakni dengan memanfaatkan teknologi. Itu sebabnya perluasan dunia marketing kini lebih spesifik dengan munculnya istilah marketing digital.

Menurut ‘Bapak Marketing’ Phillip Kotler dalam buku Manajemen Pemasaran mengatakan marketing digital adalah proses memasarkan barang atau perusahaan melalui internet. Itu sebab E-Commerce atau Elektronik Marketing kini semakin berkembang.

Merujuk pada merebaknya opini tentang jaket yang dikenakan Jokowi, dalam proses pemasarannya ada unsur branding yang berhasil tersampaikan di benak khayalak.

Subiakto, Founder Rumah UKM yang dikutip melalui akun twitter @Subiakto mengatakan, “Branding, bukan apa yang Anda katakan tentang diri Anda, melainkan apa yang dikatakan publik tentang Anda”.

Seperti dilansir dari Rumah.com, Edy Galaxcy, Associate Design Director DM Ideology Consulting menjelaskan perjalanan branding hingga dapat memepengaruhi opini masyarakat, berikut pemaparannya:

1. Sebuah brand bisa saja gencar melakukan promosi besar-besaran, beriklan dengan sangat intens, akan tetapi pada akhirnya power dari word of mouth yang menjadi pertimbangan utama.

2. Bila kita perhatikan, kemajuan teknologi dan perkembangan dalam dunia bisnis telah banyak mempengaruhi metode beriklan. Yang dulunya lebih konvensional, sekarang cenderung menjadi praktis dan ringkas, semua itu pada akhirnya mempengaruhi bagaimana konsumen merespon terhadap informasi yang diterima.

3. Konsumen modern kini semakin cerdas dan selektif terhadap apa yang mau mereka dengar, lihat,dan rasakan. Begitu banyak advertisement yang ada di televisi, pada saat ada sebuah advertisement yang tidak mau dilihat, mereka bisa dengan mudah berpindah ke channel lain.

Bisa dibanyangkan seberapa besar kerugian sebuah brand jika melakukan advertisement di media, yang pada akhirnya hanya diabaikan saja oleh konsumennya. Cara inilah yang bisa dilakukan oleh pelaku bisnis properti agar bisa tetap eksis.

(Simak juga: Mau Berbisnis Properti? Ikuti Langkah Ini klik di sini)

Lalu, bagaimanakah agar Anda bisa mengasah naluri bisnis yang baik? Berikut ini empat langkah yang bisa Anda lakukan:

Langkah 1. Terjun langsung ke bidang properti

Berbisnis tanpa mengetahui ‘medan perangnya’ sama saja dengan berperang tanpa melihat. Artinya, bila Anda ingin sukses berbisinis properti, maka mau tidak mau Anda harus menjual properti.

Ada banyak cara untuk menjual properti, bisa dilakukan secara independen ataupun di bawah naungan perusahaan. Satu langkah menarik, bila Anda mencoba menjadi agen properti. Profesi ini akan membawa Anda untuk mengetahui kondisi properti secara spesifik baik potensi, kondisi harga, dan perkembangan pasar.

Langkah 2. Berguru pada pakar yang berpengalaman

Membaca kisah sukses seorang pebisnis properti adalah cara yang bisa membangkitkan semangat untuk berbisnis. Dari kisah tersebut Anda bisa mengatahui keuntungan, tantangan, dan kerugian. Pebisnis yang sudah mengenyam asam garam biasanya tak sungkan berbagi cerita kepada pebisnis pemula.

Langkah 3. Pelajari berbagai situasi yang berbeda

Kemudian, menumbuhkan naluri bisnis properti juga bisa dilakukan dengan pengamatan. Terutama pengamatan terkait situasi yang berbeda. Memantau perkembangan terkini juga bisa ditinjau dari sosial media atau sosial forum lainnya.

Langkah 4. Jangan malas mengikuti seminar dan pelatihan

Berbagi pengalaman juga kerap terjadi pada sebuah seminar maupun pelatihan bisnis. Selain mendapatkan ilmu, Anda juga bisa tahu bagaimana orang lain menjalankan bisnis propertinya. Bisa jadi, dengan berbagi kisah tersebut, Anda akan mengambil hikmahnya untuk bisa lebih baik.

Ada beberapa seminar dan pelatihan yang bisa dilakukan, yakni pelatihan seputar Search Engine Optimizes (SEO) atau bisa juga mengikuti Agent Summit dan Developer Forum yang diselenggarakan Rumah.com.

Foto: Pixabay.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini