Sukses


Harga Properti di Australia Sangat Tergantung dari 9 Hal Ini!

Sama halnya dengan perkembang properti di sejumlah negara lainnya, Australia juga mengalami siklus pasang-surut properti. Simak infonya.

Liputan6.com, Jakarta Kendati volume transaksi properti di Australia sempat dinyatakan menurun pada kuartal ketiga di tahun 2016 namun properti Australia masih tetap menjadi sorotan di Asia Pasifik.

Kuatnya minat investor baik di dalam maupun luar Australia mendorong properti sektor perkantoran di wilayah Sydney dan Melbourne terus berkembang. Hal ini secara otomatis juga membuat kebutuhan akan hunian menjadi tinggi.

Sama halnya dengan perkembangan properti di sejumlah negara lainnya, di Australia juga mengalami siklus ‘pasang-surut’ properti. Namun meskipun demikian ternyata ada hal yang spesifik dalam meninjau penentuan harga properti di sana.

Seperti dilansir dari laman Rumah.com, harga properti ditentukan setidaknya dari sembilan hal dasar, yang berkaitan dengan teori ekonomi, kepadatan populasi, dan analisis lingkungan. Dan berikut adalah penjelasan mengenai kesembilan hal dasar penentu harga properti di Asutralia:

1. Supply and demand (pasokan dan permintaan)

Sederhananya jika permintaan untuk rumah meningkat lebih cepat dari pasokan, maka harga rumah juga akan naik.

2. Suku bunga

Sama seperti di Indonesia, properti di Australia juga ditentukan oleh suku bunga. Saat suku bunga naik, maka hipotek (kredit pinjaman) juga akan meningkat. Inilah yang menyebabkan penjualan properti dinilai kurang menarik.

Di Australia suku bunga memang menjadi sangat sensitif sebab sebagian besar pemilik rumah di sana memiliki rumah dengan cara kredit. Itu sebabnya baik kecil atau besarnya perubahan suku bunga sangat berdampak terhadap perkembangan properti di sana.

3. Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang pesat tentu saja meningkatkan upah atau pendapatan masyarakat, hal ini tentunya berimbas pada daya beli masyarakat Australia yang kian tinggi dan meningkatkan permintaan secara keseluruhan. Hal ini tentunya sangat berdampak baik bagi persaingan harga.

4. Demografi

Faktor demografi sangat mempengaruhi peningkatan migrasi penduduk. Migrasi yang tinggi menyebabkan permintaan hunian juga tinggi. Faktor pada demografi yang mencolok dan berpengaruh salah satunya adalah perceraian dan masa tua.

5. Lokasi, lokasi, lokasi

Rumah yang lebih dekat ke pantai, dekat dengan CBD atau lebih dekat ke transportasi cenderung memiliki harga jual yang lebih tinggi. Australia adalah negara yang luas dan beragam, namun perumahan dengan konsentrasi tinggi memang ada di sekitar pusat kota.

Sebagian besar orang di Astralia lebih tertarik memilih rumah dekat dengan tempat mereka bekerja, toko, dan tempat umum sebagai hiburan. Secara alami faktor lokasi menyebabkan permintaan yang lebih tinggi untuk harga properti di sejumlah wilayah.

6. Ruang untuk bergerak

Potensi pertumbuhan merupakan isu utama dalam menentukan nilai properti. Hal ini berkaitan dengan potensi masyarakat Australia yang menambahkan jumlah ruang pada lantai kedua. Ruang gerak yang ditingkatkan adalah jumlah kamar tidur atau menambahkan sebuah ruangan di atas garasi atau di kebun.

Meningkatkan luas lantai berarti meningkatkan nilai jual properti. Hal ini berkaitan kembali ke nilai lokasi dan ukuran tanah yang tersedia.

7. Penambahan jumlah kamar mandi

Selanjutnya adalah jumlah kamar mandi di sebuah hunian. Apabila di sebuah hunian terdapat lebih dari dua kamar mandi maka bisa mempengaruhi harga jual hunian tersebut. Bahkan apabila jumlah kamar mandi sebanding dengan jumlah kamar tidur yang ada, maka peluang penjualan positif lebih terbuka besar.

8. Parkir

Di Australia, parkir adalah hal yang sangat premium, jadi, jika sebuah rumah memiliki parkir atau bahkan garasi maka secara signifikan dapat meningkatkan nilai rumah.

9. Adanya pemugaran hunian

Upaya pemugaran hunian seperti memperbarui dapur, mengganti lantai, mengecat ulang dinding, dan menambahkan lansekap dapat menambah nilai jual rumah.

Namun, ada juga pemilik rumah yang sudah menghabiskan terlalu banyak uang ternyata tidak mendapatkan laba atas investasi saat menjual rumah mereka. Belajar dari kesalahan, akhirnya mereka pun menggunakan jasa agen properti untuk mencari second opinion.

Foto: pixabay.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.