Sukses


Prediksi Kondisi Properti di Inggris Pascakeluar dari Uni Eropa

Setelah Inggris memutuskan meninggalkan Uni Eropa, tampaknya berimbas menjadi keresahan terhadap masa depan pasar properti di sana.

Liputan6.com, Jakarta Setelah Inggris memutuskan meninggalkan Uni Eropa, tampaknya terjadi keresahan terhadap masa depan pasar properti di sana. Khususnya untuk perumahan di London yang bukan hanya sebagai Ibu Kota, tetapi juga sebagai "jantung" perputaran keuangan internasional, terutama dari sektor properti.

Jones Lang LaSalle, seperti dilansir dari laman Rumah.com, mengabarkan keputusan keluarnya Inggris dari Uni Eropa memang belum tercatat resmi dan peresmiannya baru dimulai pada akhir Maret 2017. Meski demikian, sudah memicu pound sterling "terjun bebas" ke posisi terendah.

Fenomena ini tercatat sebagai sejarah paling buruk di antara perkembangan mata uang yang ada. Akibatnya, banyak investor Asia resah dan mempertimbangkan investasi properti yang ada di London.

David Green-Morgan, Direktur Riset Pasar Modal Global Jones Lang LaSalle (JLL) mengatakan kondisi properti di London sebelum Inggris dinyatakan keluar dari Uni Eropa sudah tergolong baik terhitung selama dekade terakhir.

“Sewa properti telah meningkat, nilai dari pertumbuhan ekonomi telah tumbuh pada tingkat yang layak. Namun, sayang saat memutuskan keluar dari Uni Eropa banyak investor terutama dari Asia resah dan mempertimbangkan sikap selanjutnya. Apakah mencabut investasinya atau malah berinvestasi lebih banyak?” ujar David Green-Morgan.

Mengulik kondisi tersebut, JLL melakukan penelitian yang menghasilkan enam poin petunjuk bagi investor Asia yang saat ini sedang mempertimbangkan sikap:

1. Kisaran harga rumah di London nanti diprediksi akan di bawah £2 Juta atau setara dengan Rp 32 Miliar (berdasarkan asumsi 1 Kurs Poundsterling sama dengan Rp16.000). Berdasarkan ketetapan perkiraan pemerintah UK, diprediksikan akan menurunkan penjualan sebanyak 42.000 unit rumah selama empat tahun mendatang.

2. Permintaan hunian di London akan meningkat, seiring perkembangan pusat industri sektor telekomunikasi di London yang dikenal paling berpengaruh di dunia.

Selama tujuh tahun terakhir, sektor perkantoran cukup meningkat. Begitu juga akan banyak orang yang akhirnya pindah ke London untuk bekerja. Bahkan, penduduk kota akan meningkat hampir 1 juta orang hingga tahun 2020. Itu sebabnya permintaan hunian bisa membeludak selama 4 tahun mendatang.

3. Inggris memiliki reputasi yang baik dalam hal kebijakan moneter dan fiskal. Menurut rekam jejak indeks pencapaian, London dikenal sebagai kota yang memiliki peringkat tinggi dalam hal stabilitas lingkungan bisnis, pengembangan sektor keuangan, infrastruktur, sumber daya manusia, dan reputasi keseluruhan.

Tidak heran bila kebijakan moneter dan fiskal yang fleksibel di Inggris telah membuatnya menjadi target untuk modal global, serta menciptakan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di sejumlah sektor.

4. Ekonomi di Inggris telah menguat dalam beberapa tahun terakhir dan diperkirakan akan mengungguli seluruh Eropa dan Zona Euro. Hal ini ditunjukkan dengan pernyataan Menteri Keuangan Britania Raya yang mengatakan pada bulan November akan memberikan dorongan ekonomi tambahan.

5. Devaluasi pound sterling cukup kompetitif, terutama dalam hal pajak transaksional. Kondisi ini bisa menjaga investor meskipun kurs Pound sedang mengalami penurunan yang rendah dalam sejarah.

Kendati begitu, terhadap mata uang Asia tidak mungkin bertahan untuk jangka waktu yang berkelanjutan. Terutama dibandingkan dengan negara maju lainnya termasuk Hong Kong, Sydney, dan Singapura.

6. Inggris akan terus menjadi salah satu ekonomi yang paling penting di Eropa dan global. Situasi diprediksikan akan berkembang meskipun tak terlepas dari hasil negosiasi dengan Uni Eropa.

Green-Morgan menyimpulkan, hal penting yang harus diyakini adalah bagaimana mempercayai insting Anda dan mengamati sisi fundamentalnya. Adapun berdasarkan data yang dimiliki JLL, akan ada lebih banyak alasan bagi investor untuk membeli properti jika Anda hendak bertandang ke London.

Simak juga: Miliarder Inggris Dapat Izin Bangun Rel Kereta di Rumahnya klik di sini

Foto: pixabay.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.