Sukses


5 Tips Penting Cari Rumah Bebas Teror Kriminalitas

Lingkungan tempat tinggal yang nyaman dan aman adalah dambaan semua orang. Karena itu simak tips berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta Sebagai wilayah yang sempat dinobatkan sebagai wilayah rawan kriminalitas pada tahun 2014-2015, nampaknya tidak menyurutkan bisnis pengembang untuk membuat proyek hunian di wilayah Tangerang.

Berdasarkan data dari Polresta Tangerang, pada tahun 2014 tak kurang dari 3.536 kasus tindak kriminalitas terjadi di wilayah tersebut. Sedangkan pada tahun 2015 terjadi 2.302, di luar kasus Narkotika.

Kendati secara angka mengalami penurunan, beberapa wilayah di Tangerang, khususnya di Kabupaten Tangerang, masih tetap dianggap rawan kriminalitas. Misalnya, Kelapa Dua, Cikupa, dan Curug.

Namun hal itu sama sekali tidak mempengaruhi minat konsumen untuk mencari rumah di daerah Kabupaten Tangerang. Didi Mulyadi, selaku koordinator marketing dari PT. Nusantara Bumi Sentosa menuturkan bahwa progres penjualan di Perumahan Curug Garden justru mengalami peningkatan.

“Terhitung pada Bulan Oktober 2016 saja sudah ada 20 unit rumah yang terjual. Jadi, dari total unit 287 unit sudah habis terjual sebanyak 128 unit,” kata Didi seperti dilansir dari laman Rumah.com, Selasa (1/11/2016).

Simak juga: Daftar Rumah di Tangerang klik di sini

Ia juga mengatakan, konsumen yang mencari rumah di daerah Kabupaten Tangerang adalah pendatang yang bekerja di kawasan Tangerang. “Padatnya lahan di Jakarta mendorong pembangunan rumah di pinggir Jakarta. Salah satunya di bagian Tangerang Utara. Itu sebabnya pembangunan rumah baru di sana cukup marak,” ujarnya.

Uniknya, menurut Didi, konsumen yang mencari rumah kepadanya memang sempat menanyakan apakah di daerah Curug cukup aman dari maling dan sejumlah tindakan kriminalitas. Dan itu sah-sah saja, sebab bagi konsumen faktor keamanan adalah penilaian utama yang harus diperhatikan.

Untuk itu, Didi memberikan tips cari rumah di Tangerang, agar aman dari teror kriminalitas. Berikut ulasannya:

1. Pilih rumah dengan sistem klaster

Menurut Didi, rumah yang berbentuk klaster bisa dengan mudah memantau kondisi penghuni dan tamu. Sebab, hanya ada 1 pintu untuk dijadikan akses masuk dan keluar.

2. Pilih rumah yang menggunakan pagar panel dengan tambahan kawat berduri

“Sebagai wujud keamanan ganda, sebaiknya di sekeliling klaster dipasang pagar panel yang ditambahkan kawat berduri. Setidaknya akses memanjat tembok bisa diminimalisasi,” ujarnya.

3. Pastikan sistem keamanan 24 jam

“Rumah berbentuk klaster biasanya memiliki sistem keamanan yang ketat dan berdurasi 24 jam. Fungsinya, agar bisa memantau setiap tamu (yang bukan penghuni) saat bertandang untuk menginap atau hanya berkunjung saja”

“Di Curug Garden setiap tamu harus memberikan KTP atau fotocopy KTP kepada pihak keamanan untuk dilakukan verifikasi,” tutur Didi.

4. Pilih rumah yang memiliki akses masuk yang berada di lokasi ramai

Akses lokasi rumah yang ramai sangat menunjang keamanan. Jadi, sebaiknya pilih rumah yang memiliki akses masuk dekat dengan perumahan warga dan fasilitas umum lainnya.

5. Pilih pengembang yang memiliki alur koordinasi yang baik kepada calon penyewa

Selain dijadikan tempat tinggal, biasanya ada juga konsumen yang hendak menyewakan rumah mereka setelah dibeli. Saat serah terima kunci, lazimnya pengembang tidak ikut turut serta ikut campur terkait upaya sewa menyewa rumah.

“Padahal sangat penting bagi pengembang untuk memberikan pengarahan kepada konsumen agar rumah disewakan kepada pihak yang baik-baik. Sekalipun membeli melalui agency, sebaiknya pengembang juga harus memiliki koordinasi terkait konfirmasi calon penyewa. Nanti, bisa disertakan surat perjanjian kontrak yang akan tertera fotocoty KTP” tutur Didi.

Foto: Perumahan Curug Garden

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini