Sukses


Furnitur Lama Dibuang Sayang, Dijual Saja!

Jangan buang furnitur lama. Jual saja untuk menambah anggaran pembelian furnitur baru.

Liputan6.com, Jakarta Seiring bertambahnya waktu, furnitur di dalam rumah pun ikut berubah. Bukan berarti Anda bosan dengan furnitur itu lalu ingin membuangnya, melainkan karena fungsinya yang tak lagi bisa Anda gunakan.

Misalnya, meja untuk mengganti popok bayi yang kini tak Anda butuhkan lagi atau lemari kayu jati yang bentuknya sudah tak sesuai dengan rumah minimalis Anda. Untuk menambah bujet pembelian furnitur baru bisa saja Anda jual furnitur lama tersebut – lewat garage sale misalnya.

Namun, menjual furnitur tentu tak semudah menjual makanan atau kosmetik. Agar cepat laku, lakukan trik seperti dikutip dari Rumah.com berikut:

Cat ulang

Furnitur warna cokelat mungkin sudah dianggap tidak up to date lagi karena kini kebanyakan furnitur menggunakan warna putih atau cokelat sangat muda yang menampilkan serat kayunya.

Jika Anda menjual lemari, meja, atau kursi, tak ada salahnya mengecatnya kembali agar terlihat lebih bersih dan modern. Perbaiki bagian yang rusak dan jika baru dicat jemur beberapa lama untuk menghilangkan aroma catnya.

Berikan harga menarik

Lakukan survei untuk mencari harga yang sesuai. Pertimbangkan bentuk dan ukurannya. Jika tak ada kerusakan dan Anda termasuk jarang menggunakannya, furnitur boleh dijual lebih rendah sedikit dibandingkan harga pasaran.

Tambahkan kertas atau papan bertuliskan diskon sekian persen agar pembeli semakin tertarik dan mempertimbangkan untuk membelinya.

Jual kepada pengantin baru

Jika tak jauh dari rumah Anda ada rumah yang baru dijual atau Anda bertemu dengan pasangan yang tengah melihat rumah di area kompleks rumah, cobalah untuk menawarkan furnitur Anda kepadanya.

Tawarkan jika furnitur Anda tahan lama, kondisinya kokoh, dan harganya lebih murah dibandingkan harga pasaran.

Jual di e-commerce dan berikan bonus

Carilah e-commerce yang terpercaya dan mendapatkan testimoni yang bagus dari pembelinya. Anda pun bisa berjualan di e-commerce tersebut. Berikan bonus untuk pembelian, misalnya pembeli juga akan mendapatkan bonus setrika, kipas angin, atau pengharum ruangan.

Pertimbangkan ongkos kirim

Ada beberapa pembeli yang enggan membeli barang jika ternyata harga barang tersebut belum termasuk ongkos kirim. Pasalnya kadang ongkos kirim tersebut lebih mahal dibandingkan harga barangnya. Lakukan survei untuk harga pengiriman barang.

Jika Anda mendapatkan harga yang cukup terjangkau, tambahkan harga tersebut pada harga jual. Jadi saat Anda mempromosikannya, Anda bisa menyebutkan jika harga tersebut sudah termasuk ongkos kirim.

Foto: Pixabay

Rina Susanto

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini