Sukses


Buleleng, Calon Sunrise Property Baru di Bali

Denpasar saat ini mengalami penurunan nilai properti karena harga jual sudah terlampau tinggi. Sehingga pengembang mencari kawasan lain.

Liputan6.com, Jakarta Berinvestasi di lokasi pariwisata nampaknya akan menguntungkan. Dengan capital gain yang menjanjikan para investor cukup getol untuk berburu properti untuk dijadikan produk investasi.

Kalaupun Anda tak bisa menghuninya, properti tersebut juga bisa disewakan baik secara tahunan ataupun harian. Tentu ini akan menguntungkan.

Bali, salah satu lokasi pariwisata nomor satu di Indonesia menjadi bukti nyata dimana para investor dari berbagai daerah di luar Bali kerap membeli properti, meskipun harganya sudah tidak realistis lagi.

Ida Bagus Parama Swastawa, direktur utama PT. Tegar Jaya Semesta mengatakan, Bali Selatan seperti Denpasar sempat menjadi lokasi utama dan tertinggi yang menjadi incaran investor dari Jakarta.

“Dengan permintaan yang banyak, namun kondisi lahan di Denpasar sudah terbatas dan menyebabkan harga properti khususnya rumah sudah terlampau tinggi. Sehingga untuk menyerap pangsa pasar lokal (masyarakat lokal) Bali jauh dari harapan,” ujar Bagus dikutip dari laman Rumah.com.

Menurut Bagus, properti di Denpasar sudah melambung terlalu tinggi sehingga sulit dijual kembali. Karenannya, pengembang seperti PT. Tegar Jaya Semesta untuk membuat proyek perumahan baru di kawasan Bali Utara.

Salah satu daerah di Bali Utara yang dinilai propektif adalah Buleleng. Menurut Bagus, pertumbuhan ekonomi di Buleleng cukup pesat dan menunjukan potensi yang menjanjikan.

“Beberapa bentuk nyata dari pesatnya ekonomi ditunjukkan dengan perkembangan infrastruktur penunjang pariwisata yang menarik, seperti adanya short cut (jalan pintas) yang menghubungkan Denpasar dengan Buleleng lebih dekat. Jika dahulu jarak keduanya terpaut 80km kini hanya 60km,” ujar Bagus.

Dengan adanya pembangunan jalan tersebut nantinya akan memudahkan turis domestik maupun internasional dari Denpasar menuju Buleleng.

Hal lain yang mendukung perkembangan properti di Buleleng adalah pembangunan beberapa pusat pariwisata yang dikelola oleh Perusahaan Krisna.

“Pusat pariwisata di Buleleng antara lain Krisna Adventure, Krisna Waterpark, dan juga Krisna Oleh-oleh akan berada dalam satu kawasan. Seperti diketahui, turis-turis baik domestik maupun internasional sudah mengetahui brand krisna sebagai pusat oleh-oleh yang bercita rasa Dewata,” kata Bagus.

Uniknya, menurut Bagus, di Buleleng ternyata memiliki karakteristik konsumen yang berbeda dibandingkan dengan Denpasar.

“Masyarakat Buleleng saat mencari rumah, mereka akan tanya kisaran harga tanah dibandingkan harus menanyakan harga rumah,” jelasnya.

“Setelah mereka sudah tahu harga tanah, barulah mereka melirik layout rumah. Kira-kira seperti itulah strategi yang harus dipertimbangkan properti bila hendak membangun rumah di sini,” tambahnya.

Harga jual di Buleleng saat ini dibanderol sebesar Rp50 juta – Rp100 juta per are (atau setara dengan 100m2).

Kata Bagus, harga rumah tersebut tergolong masih terjangkau. Sebab, belum dijamah oleh para investor dari luar Bali.

Kendati belum ‘tersentuh’ para investor, bukan berarti lokasi ini tidak memiliki nilai investasi yang prospektif.

Sebagai contoh, Perumahan Kanaya Residence yang ada di Jalan Seririt Buleleng, mengalami peningkatan harga jual yang signifikan.

Perumahan Kanaya Residence.

Berdasarkan penelusuran Rumah.com, harga jual perumahan ini sejak tahun 2015 sebesar Rp355 juta, naik menjadi Rp409 juta di awal tahun 2016.

“Apabila pembangunan jalan itu sudah jadi, sudah pasti akan mendorong kenaikan harga rumah Kanaya Residence. Jadi, ini akan menjadi kesempatan baik untuk Anda yang mencari rumah murah dan bernilai investasi tinggi,” kata Bagus.

Feature picture: pixabay.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.