Sukses


Makassar Alami Penurunan, Harga Properti Manado Naik Signifikan

Pertumbuhan indeks harga properti residensial di triwulan II-2016 melambat baik secara triwulanan maupun tahunan.

Liputan6.com, Jakarta Pada triwulan II-2016 volume penjualan properti residensial menunjukkan kenaikan sejalan dengan perlambatan kenaikan harga rumah. Demikian intisari dari survei harga properti residensial Bank Indonesia yang dipublikasikan 11 Agustus 2016, seperti dikutip Rumah.com.

Pertumbuhan indeks harga properti residensial di triwulan II-2016 melambat baik secara triwulanan maupun tahunan, masing-masing sebesar 0,64% (qtq) dan 3,39% (yoy), dari sebelumnya 0,99% (qtq) dan 4,15% (yoy).

Perlambatan kenaikan harga rumah diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan III-2016. Kenaikan harga bahan bangunan (34,43%) dan upah pekerja (24,63%) masih menjadi faktor utama penyebab kenaikan harga rumah dalam periode laporan.

Secara triwulanan (qtq), perlambatan kenaikan harga rumah terutama terjadi pada rumah tipe besar.

Hasil survei mengindikasikan bahwa semua tipe rumah mengalami kenaikan harga yang melambat, dengan pertumbuhan harga terendah terjadi pada rumah tipe besar (0,37% qtq).

Sementara berdasarkan wilayah, Manado tercatat mengalami kenaikan harga rumah tertinggi (7,52% qtq).

Penyebabnya dipicu kenaikan harga tanah pasca pembangunan jalur ring road 1 dan 2 yang menghubungkan jalur akses jalan di seluruh bagian kota Manado, yang diikuti pembangunan kantor pemerintahan dan administrasi berikut fasilitas umum di sepanjang jalur.

Di lain sisi harga tanah di Makassar justru mengalami penurunan tipis sebesar -0,17% (qtq), seiring diskon yang diberikan oleh developer sebagai strategi marketing untuk meningkatkan penjualan karena lesunya permintaan rumah di wilayah tersebut.

perkembangan indeks harga properti residensial kecil

perkembangan indeks harga properti residensial menengah-besar

Secara tahunan (yoy), harga properti residensial juga mengalami kenaikan yang melambat. Pertumbuhan harga properti residensial secara tahunan tercatat sebesar 3,39% (yoy), melambat dibandingkan 4,15 (yoy) pada triwulan I-2016.

Berdasarkan tipe rumah, kenaikan harga rumah terendah terjadi pada rumah tipe besar (2,16% yoy), sementara rumah tipe kecil mengalami kenaikan harga paling tinggi (4,16%).

Dari segi wilayah, kenaikan harga rumah terendah terjadi di Jabodetabek-Banten (1,35% yoy), sedangkan kenaikan harga rumah tertinggi terjadi di Batam (11,26% yoy) dan Manado (8,99% yoy) seiring dengan tingginya pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut.

Indeks harga properti residensial (IHPR) mengindikasikan pergerakan yang sejalan dengan perubahan indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal dalam IHK-BPS.

Indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal IHK-BPS dan IHPR pada triwulan II-2016 (April-Juni 2016) tercatat tumbuh masing-masing sebesar 0,28% (qtq) dan 0,64 (qtq), melambat dibanding periode sebelumnya yang tercatat 0,53% (qtq) dan 0,99% (qtq).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini