Sukses


REI Sulsel: Pergerakan Pasar Properti Masih Melambat

Penyebab didasari keadaan ekonomi yang belum membaik, sebagaimana tercermin dari menurunnya permintaan masyarakat terhadap hunian sekunder.

Liputan6.com, Jakarta Hasil Survei Harga Properti Residensial Pasar sekunder yang dilakukan Bank Indonesia pada kuartal I-2016 mencatat penurunan signifikan -0,41%, (qtq) yang terjadi di Makassar. Secara wilayah penurunan tertinggi berada di Makassar Selatan.

Penyebab didasari keadaan ekonomi yang belum membaik, sebagaimana tercermin dari menurunnya permintaan masyarakat terhadap hunian sekunder. Padahal di kuartal sebelumnya tercatat pertumbuhan positif (0,60%, qtq).

Kepada Rumah.com, Arief Mone, Ketua REI Sulawesi Selatan, mengatakan perlambatan pasar properti yang terjadi di kuartal I-2016 masih menghantui kuartal III-2016.

“Belum kembali pulih sebab kondisi ekonomi masyarakat tidak hanya di Makassar tapi di Indonesia masih melemah. Selain itu, kecenderungan masyarakat yang sebenarnya punya dana, lebih senang ‘wait and see’ daripada berinvestasi sekarang.”

“Kenapa? Karena mereka masih menunggu kepastian dari kebijakan tax amnesty (pengampunan pajak) yang diberlakukan pemerintah baru-baru ini,” paparnya.

Sementara dari segi persediaan (supply) dan permintaan (demand) di Makassar menurut Arief sektor perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang terlihat semakin baik.

“Sulawesi Selatan hingga Juni 2016 telah menyediakan pasokan rumah bagi MBR sebanyak 7.000 dari target 20.000 ribu rumah. Kami optimis bisa memenuhi sisa target 13.000 di akhir tahun ini,” ujar Arief.

Berbicara lebih lanjut soal pasar properti Makassar dan sekitarnya, saat ini developer lokal masih menawarkan rumah yang kisaran harga jualnya bisa diperhitungkan masyarakat kelas menengah. Salah satu contohnya Cluster Taman Pattene.

Dikembangkan oleh PT Puri Sari Indah, unit hunian tipe 36/90 dipasarkan mulai Rp300 jutaan. Lokasi perumahan beralamat di Jl. Raya Puri Pattene (Tol Ir. Sutami), Sudiang, Biring Kanaya. Fasilitas yang disediakan bagi penghuni meliputi taman, one gate system, dan keamanan 24 jam.

Masih dalam kawasan Sudiang, angka jual lebih tinggi yakni Rp450 juta dibanderol untuk rumah tipe 50/98. Fakta harga ini bisa ditemui pada perumahan Villa “Arung Teko” yang berjarak sekitar 7 km dari Cluster Taman Pattene.

Radius 4 km dari gerbang perumahan, penghuni bisa tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin dalam waktu kurang dari setengah jam.

Bergeser jauh ke lokasi lain yakni Tamangapa Raya, perbedaan harga jual rupanya tidak terlalu signifikan. Kendati posisi Ilma D’Mansion relatif dekat dengan pusat kota Makassar, namun pengembang membanderol Rp490 juta untuk unit tipe 51/98.

Layak dipertimbangkan mengingat lokasi klaster hanya setengah jam berkendara mobil dari Mal Panakkukang. Apalagi Jalan Tamangapa Raya bersebelahan dengan bilangan Hertasning yang merupakan lokasi incaran para pelaku industri properti.

Foto: Griya Antang Harapan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini