Sukses


Mengupas Pasar Rumah Sewa di Zona TB Simatupang

Untuk pencarian rumah sewa, area lain di selatan Jakarta yang cukup banyak diminati konsumen meliputi Cipete, Kemang, Pondok Indah.

Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan data yang dihimpun Rumah.com sepanjang tahun 2015 lalu, pencarian properti sewa paling laris di Jakarta Selatan berada di kawasan Kalibata yang kemungkinan incarannya adalah apartemen.

Sementara untuk pencarian rumah sewa, area lain di selatan Jakarta yang cukup banyak diminati konsumen meliputi Cipete, Kemang, Pondok Indah, Kebayoran Baru, dan Cilandak.

Diperkirakan pencarian hunian sewa ini diminati oleh para ekspatriat yang bekerja di kawasan sentra bisnis TB Simatupang, dan Sudirman-Thamrin, di mana banyak perusahaan multinasional berkantor di sana.

Alasannya adalah area Jakarta Selatan ini adalah area pemukiman kelas menengah atas yang paling dekat dengan kedua area bisnis tersebut. Di area ini terdapat berbagai kegiatan komersial seperti pusat perbelanjaan maupun hiburan seperti cafe, pub, hingga hotel-hotel.

Memang masih ada hunian yang berada lebih dekat lagi dengan Sudirman-Thamrin, yaitu Menteng di Jakarta Pusat. Namun dibandingkan dengan Menteng, harga rumah di kawasan Jakarta Selatan masih lebih terjangkau.

Senada dengan fakta tersebut, Omar Noviardi selaku Owner dan Principle dari Oris Property memaparkan kisaran harga sewa rumah yang cukup tinggi di sejumlah lokasi dekat zona bisnis TB Simatupang.

“Kalau harga tertinggi sekarang masih dipegang oleh Cipete dan Kemang, yang pasaran sewanya dipatok USD2.000 sampai USD2.500 per bulan. Itu biasanya harga untuk rumah dua lantai dengan empat kamar tidur serta luas tanah 300M2,” ungkapnya saat dihubungi Rumah.com, Rabu (01/06).

Lain halnya dengan harga sewa rumah yang memiliki tanah seluas 500M2 hingga 1.000M2, plus dibekali kolam renang pribadi. Menurut Omar, rata-rata pemilik rumah membanderol biaya sewa per bulan di angka USD4.000 sampai USD5.000

“Dibanding Kemang, kawasan Kebayoran Baru itu kurang signifikan pasar sewanya. Tapi, harga jual rumahnya justru paling tinggi. Contoh tahun lalu harga jual rumah di Jalan Sriwijaya menembus angka fantastis yakni Rp120 juta per meter persegi,” imbuh Omar.

Apa yang membuatnya mahal?

Saat ditanya perihal faktor, Omar dengan mantap mengatakan berkembangnya hunian di sekitar TB Simatupang adalah sebab lingkungan yang sudah jauh lebih tertata.

“Area TB Simatupang itu lebih rapi pembangunan kawasan bisnisnya, akses pun lebih mudah, dan fasilitas publik sangat memadai di sini. Mengapa mahal, ya karena stok terbatas sementara permintaan meningkat. Satu lagi, tidak sembarang orang bisa punya rumah di Kebayoran Baru, Cipete dan Kemang,” tegasnya.

Kendati harga sewa sudah cukup tinggi, akan tetapi hal ini tidak menyurutkan minat konsumen kelas A untuk menyasar rumah di ketiga area prestise ini.

“Rata-rata konsumen yang cari rumah sekitar sini lebih menyukai lingkungan yang tenang dan jauh dari jalan raya. Bahkan uniknya, beberapa orang merasa punya kebanggaan tersendiri jika bisa tinggal di rumah yang beralamat di jalan bernama pahlawan. Misalnya, Jalan Senopati dan Jalan Sriwijaya Raya,” ujarnya seraya tersenyum.

Menilik adanya sejumlah apartemen teranyar di sederet kawasan bisnis TB Simatupang, Omar optimis hal ini tidak akan memengaruhi pasar rumah sewa yang selama ini selalu merajai hati konsumen.

“Dari kacamata Saya, apartemen di sekitar TB Simatupang itu lebih diincar oleh investor, yang memang gemar berbisnis sewa properti. Segmen penyewa juga lebih selektif, biasanya mencakup pekerja profesional atau ekspatriat yang masih single,” tandasnya mengakhiri.

Foto: Fathia Azkia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini