Sukses


Survei: Pasar Properti Indonesia Paling Memuaskan!

Penduduk Indonesia merasa lebih puas dengan kondisi pasar properti lokal, dibandingkan warga Singapura dan Malaysia.

Liputan6.com, Jakarta Penduduk Indonesia merasa lebih puas dengan kondisi pasar properti lokal, dibandingkan warga Singapura dan Malaysia. Terlepas dari perekonomian yang tidak stabil sepanjang tahun 2015, orang Thailand ternyata paling puas dengan iklim properti di negaranya (68%). Hanya 27% responden dari Singapura dan 24% dari Malaysia yang menyatakan puas terhadap kondisi pasar properti, sementara responden dari Indonesia sebanyak 61%.

Fakta ini berdasarkan hasil survei Property Affordability Sentiment Index 2015 yang dilaksanakan Rumah.com bersama lembaga riset Added Value Saffron Hill dengan total 3.636 responden di Thailand, Singapura, Indonesia dan Malaysia.

Konsumen dari keempat negara memiliki pendapat yang sama bahwa investasi properti memiliki prospek keuntungan jangka panjang yang baik. Sementara itu, pasar yang stabil merupakan alasan penyebab kepuasan nomor dua terbesar di Singapura (37) dan Malaysia (28). Di Thailand, tingkat suku bunga pinjaman yang rendah merupakan alasan kedua (35). Dan di Indonesia dipicu oleh pertumbuhan industri properti yang bagus (39%).

Di antara keempat negara, orang Indonesia paling positif merespon pasar properti, karena lebih dari separuh responden merasa yakin bahwa iklim properti relatif positif (51%) dibanding 6 bulan sebelumnya. Berbeda dengan Malaysia yang merasakan sentimen negatif (65%) terhadap pasar, sementara Thailand dan Singapura relatif netral. Meski demikian, sebagian warga di keempat negara juga menyatakan ketidakpuasan terhadap kondisi industri properti saat ini. Beberapa fakta yang ditemukan, penyebab ketidakpuasan konsumen properti di beberapa negara, antara lain:

data rumahcom (2)

data rumahcom

Di Singapura, kebijakan pemerintah turut mempengaruhi ketidakpuasan masyarakatnya. Sejak 2012 hingga saat ini, pemerintah Singapura dan institusi keuangan menerapkan delapan langkah pendinginan (cooling measures) untuk mencegah property bubble, seperti Total Debt Servicing Ratio (TDSR) dam Additional Buyer’s Stamp Duty (ABSD) yang sangat efektif menekan volume transaksi dan harga properti hingga lebih dari 10%. Langkah ini juga mengurangi ketertarikan investor dan pembeli properti untuk membeli hunian. Ditambah dengan kondisi ekonomi yang lesu, pertumbuhan properti di Singapura saat ini relatif lambat.

Di Indonesia, 54% masyarakat masih merasa bahwa performa ekonomi belum membaik. Namun, Wasudewan, Country Manager Rumah.com, mengungkapkan keyakinannya bahwa dalam waktu satu tahun ke depan, kondisi ini akan semakin membaik. “Singapura mungkin akan berjasa terhadap kondisi properti di Indonesia di masa depan secara tidak langsung. Pasalnya, pemerintah Indonesia akan menerapkan kebijakan tax amnesty pada tahun ini, dan langkah ini berpotensi membawa kembali dana milik orang Indonesia yang berada di luar negeri, terutama Singapura yang jumlahnya mencapai 4.000 triliun rupiah. Jika sebagian dana ini bisa kembali, maka pemerintah akan memperoleh tambahan penerimaan negara. Dan sektor properti akan menjadi instrumen investasi pilihan utama bagi mereka yang mengalihkan dananya ke dalam negeri. Tax amnesty bakal membuat konsumen dan investor lebih berani lagi membeli properti,” tambah Wasudewan.

Untuk membeli properti, para investor, pembeli rumah pertama kali maupun upgdraders (pembeli rumah kedua kali) membutuhkan panduan super-lengkap agar dapat mengambil keputusan secara meyakinkan. Dan Rumah.com memiliki fitur Resensi Proyek yang merupakan ulasan paling professional, mendalam, obyektif tentang perumahan dan apartemen baru di Pulau Jawa, Bali dan Makassar. Para pencari rumah dapat menghemat waktu dan energi dalam menemukan rumah idaman karena seluruh informasi penting seperti spesifikasi material hunian, rencana pembangunan infrastruktur di sekitar lokasi hingga perbandingan harga dengan hunian lain diulas secara lengkap oleh para profesional.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini