Sukses


Espalier, Pagar Hidup nan Menawan di Pekarangan

Pagar yang dirajut dari tanam-tanaman ini memang bukan hal baru, akan tetapi terbukti tak pernah lekang oleh zaman.

Liputan6.com, Jakarta Di tengah kerinduan akan tempat tinggal yang dekat dengan asrinya alam, pagar hidup tentu layak jadi pilihan untuk menandai batas properti Anda.

Pagar yang dirajut dari tanam-tanaman ini memang bukan hal baru, akan tetapi terbukti tak pernah lekang oleh zaman.

Dengan membuat pagar hidup, Anda dapat “melatih” tanaman untuk tumbuh membentuk pola-pola yang artistik. Seni menumbuhkan pagar agar menghasilkan pola-pola dekoratif ini biasa disebut dengan espalier.

Dengan begini, pagar bukan hanya menandai batas area taman Anda, tapi juga menjadi bagian dari keindahan lansekap taman itu sendiri.

Bagi Anda yang sedang merencanakan untuk membangun pagar rumah, atau merenovasi pagar yang sudah ada, berikut beberapa hal yang perlu diketahui mengenai pagar hidup.

Dikutip dari Rumah.com, informasi-informasi ini akan membantu Anda dalam mempertimbangkan pagar hidup sebagai salah satu opsi bagi proyek Anda tersebut.

Espalier (il-nature.com)

Kelebihan Pagar Hidup

Pagar hidup dapat dibuat dari berbagai jenis tanaman, tapi umumnya adalah tanam-tanaman merambat atau perdu. Tergantung jenisnya, tiap-tiap tanaman dapat memberikan keuntungan ekstra yang berbeda-beda.

Yang pasti, hampir semua jenis pagar hidup dapat sekuat dan sekokoh pagar buatan. Plus, pagar ini menyediakan manfaat biologis yang tak ditawarkan oleh pagar buatan. Misalnya, tanam-tanaman pagar merupakan habitat yang baik bagi berbagai jenis binatang, seperti beragam serangga dan burung.

Tanaman dari jenis kacang-kacangan biasanya juga memiliki akar yang bersimbiosis dengan jenis bakteri tertentu. Simbiosis ini mampu meningkatkan kadar nitrogen di dalam tanah, sehingga akan menyuburkannya. Dengan demikian, pagar hidup yang dibuat dari jenis kacang-kacangan juga baik untuk menjaga kualitas tanah di pekarangan Anda.

Keuntungan lain yang tidak didapatkan dari pagar buatan adalah pagar hidup dapat secara efektif mencegah erosi akibat guyuran hujan.

Selain itu, dibandingkan dengan pagar buatan, beberapa jenis tanaman dapat bertahan hidup lebih lama. Pagar pun lebih awet.

Misalnya saja, bougenville dapat bertahan hidup 3-10 tahun. Di saat yang bersamaan, tanaman ini cukup mudah berkembang biak, sehingga tanaman tua akan mudah tergantikan oleh keturunannya. Hal ini tentu saja menambah awetnya pagar hidup Anda.

Ragangan terali untuk tanaman merambat (www.thesnug.com)

Membuat Pagar Hidup Sendiri

Banyak jenis tanaman yang bisa dipilih untuk membuat pagar hidup Anda sendiri. Bisa tanam-tanaman merambat seperti anggur, clementis, ataupun english ivy.

Berbagai jenis tanaman perdu seperti bunga soka ataupun pucuk merah juga bagus untuk pagar Anda. Atau jika Anda menginginkan tanam-tanaman yang ukurannya lebih besar, cemara cedar, dan bougenville adalah contoh yang bisa digunakan. Tak cuma itu, banyak pula varietas bambu hias yang dapat Anda pilih untuk menghasilkan pagar hidup yang memesona.

Masing-masing jenis tanaman tentu saja membutuhkan cara-cara perawatan tersendiri. Keunikan tiap-tiap tanaman ini juga akan membawakan ciri khas pada pagar hidup yang dihasilkan.

Oleh karena itu, pemilihan jenis tanaman sebaiknya juga disesuaikan dengan penataan dan arsitektur rumah Anda, agar didapatkan kepaduan yang baik.

Jika pagar hidup saja tak cukup, Anda bisa mencoba membuat espalier sendiri. Tanaman yang Anda pilih boleh dari jenis yang merambat, bahkan bisa juga tanaman buah seperti apel.

Untuk menghasilkan pola yang indah, tentu dibutuhkan waktu dan kesabaran, alias tak bisa instan. Pasalnya, Anda pun harus mengamati pertumbuhan si tanaman. Tapi ini usaha yang patut dicoba. Sebuah espalier takkan mengecewakan bagi taman Anda.

Astrid Septriana

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini