Sukses


Tren Pasar Properti Kembali Bergerak ke Barat

Setelah lebih dari satu dekade kota-kota pertumbuhan baru menguasai, kini kota-kota di Barat kembali menggeliat. (Foto: Wikipedia)

Liputan6.com, Jakarta Perubahan terjadi di pasar properti dunia. Setelah lebih dari satu dekade kota-kota pertumbuhan baru menguasai, kini kota-kota "lama" di belahan Barat kembali menggeliat.

Hal ini terjadi menyusul stagnan atau melemahnya transaksi dan nilai properti di kawasan pertumbuhan baru tersebut. Demikian hasil riset yang dilakukan konsultan properti asal Inggris, Savills.

Dinukil dari laman Rumah.com, laporan yang dirilis Savills menyebut dalam 10 tahun terakhir krisis keuangan global memberi kesempatan bagi kawasan pertumbuhan baru di industri real estate—terutama di kawasan Asia—untuk bersaing dengan kawasan lama di Amerika Utara dan Eropa.

Saat ini roda keberuntungan telah berputar kembali. Savills menyebut aktivitas dan pertumbuhan yang dinikmati pasar properti Asia setelah krisis keuangan global kini tengah dinikmati di Barat.

Pada 2009, setelah runtuhnya Lehman Brothers dan sebelum QE (quantitative easing) banyak diimplementasikan, transaksi properti besar banyak terjadi di kota-kota Asia, terutama di daerah-daerah di Tiongkok. Umumnya berupa transaksi lahan dalam luasan yang besar.

Tiongkok dan Asia Pasifik pun mengalami booming dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi dan mencetak kekayaan secara signifikan.

Pada 2009, sebanyak 72% dari nilai transaksi di 20 kota besar dunia terjadi di Asia, sebagian besar di Tiongkok. Hanya 10% dari transaksi global terbesar terjadi di pembangkit tenaga listrik di Amerika Utara.

Sementara itu, volume global di Amerika Utara secara keseluruhan turun 66% setelah mencapai puncaknya pada 2007, yang membuka peluang pasar Asia untuk mendominasi.

Di 2015, nilai transaksi di 20 kota besar dunia meningkat 187%. Namun, perhatian investor telah beralih ke Amerika Serikat, yang menyumbang 46% dari nilai transaksi, atau meningkat 13 kali lipat dari tahun sebelumnya.

Christopher Marriott, CEO Savills Asia Tenggara, mengatakan dengan perbaikan pembiayaan properti di Barat, tidak mengherankan jika terjadi lompatan aktivitas. Jika setelah krisis keuangan global pasar haus akan kredit, kini kredit lebih mudah dan pasar kembali terbuka.

Namun, dia menuturkan bahwa pemulihan di sektor real estate Eropa dan Amerika Utara belum menyeluruh, melainkan masih terkonsentrasi di kota-kota yang paling disukai konsumen dan investor di era ekonomi digital dan kreatif.

“Ini juga berarti bahwa kota-kota yang relatif kecil kini bergerak dengan kecepatan tinggi untuk menjadi world-class city dan bersaing dengan para raksasa di era digital baru ini,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.