Sukses


Usia Mapan Picu Pertumbuhan Transaksi Properti Lintas Negara

Ledakan investasi properti lintas negara dipicu oleh populasi usia mapan.

Liputan6.com, Jakarta Populasi usia mapan dunia akan mendorong volume transaksi real estat global melampaui USD1 triliun di 2020. Angka ini meningkat pesat dari USD700 miliar pada 2015. Demikian hasil riset konsultan properti asal Chicago Amerika Serikat, JLL.

Perusahaan-perusahaan real estat juga menargetkan peningkatan pangsa pasar yang saat ini berada di angka 20%. Hal ini didorong oleh keinginan mereka untuk memenuhi kebutuhan investasi dari usia mapan dunia.

Terkait hal ini, JLL menyebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tren kali ini: Pertama, aktivitas lintas negara diperkirakan melebihi 50% dari aktivitas transaksi per tahun dalam lima tahun ke depan.

Kedua, para investor diharapkan bisa melihat peluang di sektor properti alternatif, melakukan merger and aquisition (M&A) dan joint venture seiring dengan berkurangnya pasokan berkategori investment grade. Ketiga, ledakan investasi properti lintas negara dipicu oleh populasi usia mapan.

Investor internasional menjadi sangat berpengaruh pada tren kali ini, dimana pada 2020 aktivitas lintas negara diperkirakan melebihi 50% dari semua aktivitas investasi, menjadi lebih dari USD500 miliar per tahun. Sementara, peningkatan terbesar berasal dari pergerakan modal antar wilayah.

David Green-Morgan, Direktur Riset Pasar Modal Global JLL menyebut, pada 2050 akan ada lebih banyak penduduk berusia di atas 55 dibanding seluruh penduduk dunia pada tahun 1950.

“Dampak demografi ini akan memiliki efek signifikan pada strategi investasi properti, dimana jumlah modal private equity yang menargetkan real estat akan meningkat lebih dari 500%. Sebagian besar didorong keinginan untuk memeroleh yield yang lebih tinggi,” jelas David seperti dinukil Rumah.com.

Pasar investasi real estat telah mengalami beberapa tren baru selama 10 tahun terakhir sebagai akibat mengglobalnya sektor ini. Hal ini disebabkan properti menawarkan aliran pendapatan aset yang stabil, daya tarik diversifikasi portofolio, risiko yang lebih rendah, dan terlindung nilai terhadap inflasi.

“Kami melihat, dengan tidak adanya stok baru yang signifikan, maka pemodal akan menargetkan banyak jalan berbeda untuk mencapai target investasi real estat yang diinginkan, seperti joint venture, kemitraan, M&A dan sektor alternatif lain, seperti fasilitas kesehatan, rumah manula (panti jompo), dan yang meningkat paling pesat adalah hunian,” David Green-Morgan.

Menurutnya, sektor real estat alternatif telah muncul menjadi titik terang yang membuka kesempatan berinvestasi. Alokasi untuk sektor alternatif telah berkembang pesat. Di 2015, sektor ini mencatatkan rekor GBP15 miliar untuk transaksi di Inggris saja. Angka ini mewakili sekitar 25% dari semua investasi real estat komersial, atau naik sekitar 10% dibanding lima tahun lalu. (Aer)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.