Sukses


Rumah Kopel dan Cara Renovasinya

Perlu diingat, merenovasi rumah kopel bukan perkara gampang. Dalam hal ini, Anda harus memperhatikan tetangga karena rumah memiliki satu ata

Liputan6.com, Jakarta Anda tentu sudah sering mendengar istilah rumah kopel. Ciri rumah kopel yang utama adalah pembatas antara rumah yang satu dengan sebelahnya adalah tembok satu lapis. Selain itu, atap kedua rumah juga terkadang menyambung.

Di Kabupaten Tangerang, ada beberapa contoh perumahan yang mengusung sistem rumah kopel pada tipe unitnya, diantaranya Triraksa Village 2 dan City Park Residence.

Meski tidak menerapkan konsep rumah satu atap, antar rumah di kedua klaster ini hanya dipisahkan oleh satu lapis tembok pembatas. Hal ini membuat aktivitas penghuni rumah yang satu bisa terdengar oleh penghuni rumah lainnya.

Perhitungan biaya

Rumah kopel bisa menimbulkan permasalahan. Mulai dari minimnya sinar matahari, kondisi ruangan yang pengap, sukar untuk dikembangkan, suara tetangga sebelah yang berisik, hingga tampilan yang sesak dan sempit. Satu-satunya cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan renovasi ulang.

Perlu diingat, merenovasi rumah kopel bukan perkara gampang. Dalam hal ini, Anda harus memperhatikan tetangga karena Anda berbagi atap dan tembok dengan tetangga Anda.

Kepada Rumah.com, Kontraktor dan Konsultan Rumah Tinggal, Ir. Alfian Amran, mengungkap bahwa sangat mungkin rumah kopel direnovasi menjadi konsep baru yang diinginkan. Tetapi hal pertama yang perlu dipersiapkan adalah biaya renovasi.

“Contoh untuk rumah tipe 42 (luas bangunan rumah), perhitungan kasar biaya perbaikan penuh termasuk ongkos tukang sekitar Rp2,5 juta per meter persegi. Jadi totalnya adalah 42M2 X Rp2,5 juta = Rp105 juta,” tuturnya.

Tips renovasi

Sebelum menentukan konsep baru yang didambakan dari sebuah rumah yang awalnya menerapkan sistem kopel, Alfian menuturkan beberapa tips renovasi yang perlu diperhatikan.

Pertama, pilih bentuk atap yang sesuai. Karena hal ini akan mempengaruhi jarak antara plafon dan genteng yang akhirnya berpengaruh juga terhadap pasokan sinar matahari serta sirkulasi udara. Beri jarak yang lebar agar sinar matahari tidak langsung mengenai bangunan.

Kedua, jangan habiskan lahan yang ada untuk bangunan. Sisakan setidaknya 2×2 meter untuk area terbuka sebagai sumber cahaya alami bagi penghuni rumah. Proporsi standar minimal adalah 70:30 untuk bangunan dan ruang terbuka.

Terakhir, buat teras kecil di dalam ruangan guna menjamin kelancaran sirkulasi udara. Maksimalkan juga bukaan pada jendela dan sisi dalam rumah, dengan pengaplikasian jendela vertikal dan bukaan transparan di atap rumah.

Foto: City Park Residence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini