Sukses


Ingin Hemat Energi? Coba Terapkan "Skylight" di Rumah

Penerapan skylight selain membantu menghemat listrik, juga membuat rumah terasa lebih luas.

Liputan6.com, Jakarta Jika jumlah tagihan membengkak meski Anda jarang menggunakan peralatan elektronik berdaya besar, kemungkinannya adalah karena Anda terlalu sering, atau bahkan jarang mematikan peralatan-peralatan kecil, terutama lampu.

Lampu yang idealnya hanya menyala di malam hari tak jarang menyala 24 jam. Penyebabnya mungkin karena Anda lupa mematikannya, atau bisa juga karena Anda memang membutuhkannya karena ruangan di rumah Anda tak cukup terang meski di siang hari.

Saat ini perumahan-perumahan baru banyak yang menggunakan jendela besar, sekitar 40 persen dari total muka rumah dengan tujuan memaksimalkan masuknya cahaya alami dari matahari. Nah, selain penggunaan jendela besar, Anda juga bisa menerapkan penggunaan skylight pada atap rumah.

Skylight secara harfiah berarti cahaya dari langit. Sesuai dengan namanya, skylight berfungsi mendatangkan cahaya dari langit ke dalam rumah dengan cara membuat semacam jendela di atap rumah.

Skylight sebenarnya bukanlah model arsitektur baru. Desain ini bisa Anda lihat pada bangunan-bangunan kuno peninggalan Romawi kuno. Bangunan yang menggunakan skylight ini bisa dijumpai ketika Anda sedang berjalan-jalan di beberapa negara di Eropa seperti Polandia, Spanyol, Yunani, Italia, dan Prancis.

Selain menambah estetika arsitektur bangunan, skylight juga memiliki tiga kelebihan yang bisa Anda rasakan di rumah:

Skylight dapat meningkatkan intensitas cahaya di setiap sudut area bangunan.
Dengan adanya skylight, Anda tidak perlu khawatir akan pemakaian lampu secara berlebih.
Dengan penggunaan kaca ataupun lapisan film yang tepat, skylight tidak membuat suhu udara di dalam rumah meningkat. Di beberapa negara maju, pemerintahnya bahkan telah menganjurkan penggunaan skylight.

Jika Anda sedang membangun rumah baru atau berniat merenovasi rumah lama, ada baiknya mempertimbangkan penggunaan skylight ini. Berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan mengenai skylight yang dikutip dari www.rumah.com .

1. Skylight cocok untuk semua model atap rumah

Pertama yang harus Anda ingat adalah skylight tidak dibatasi dengan model atap rumah. Artinya, baik atap berbentuk datar atau pun tidak, bisa didesain untuk pemasangan skylight.

Contoh pemasangan skylight di atap rumah.
Contoh pemasangan skylight pada model atap rumah yang tidak datar. Jarak untuk setiap skylight satu dengan yang lainnya minimum sebesar 1,5 meter.

2. Sesuaikan pemasangan dengan bagian ruangan yang ingin diterangi

Langkah kedua adalah sesuaikan pemasangan skylight dengan bagian ruangan yang ingin Anda terangi. Dalam hal ini, tentu Anda juga harus mempertimbangkan nilai estetikanya.

Hal lain yang perlu Anda ingat adalah matahari bergerak dari timur ke barat. Jika Anda menempatkan skylight di bagian timur dan barat atap rumah, cahaya yang masuk akan sangat terang. Karena itu, ada baiknya menempatkan skylight di sisi utara atau selatan sehingga cahaya yang masuk lebih lembut.

Hindari penempatan skylight di jalur matahari. Terpaan matahari langsung bisa merusak furnitur Anda.
Pemasangan Skylight bisa digunakan untuk ruang tamu. Contoh rumah di Australia ini memiliki atap rumah yang tidak datar. Dengan ketebalan kaca minimum 6,38mm.

Penempatan skylight di tangga untuk menghadirkan kesan outdoor.
Skylight juga bisa digunakan untuk pencahayaan sudut tangga pada rumah. Selain medapat memberikan pencahayaan alami, juga menambah keindahan ruangan.

Pemasangan skylight di kamar tidur juga menghadirkan kesan yang lebih luas.
Pemasangan skylight untuk kamar tidur. Jendela dipasang tidak 180 derajat, melainkan dibuat kemiringan yang bertujuan sinar matahari tidak terpancar langsung.

Skylight bisa dipasang dalam ukuran besar.

3. Pilih material yang tepat

Untuk membuat skylight, Anda bisa menggunakan dua material seperti kaca dan plastik sebagai penutup. Sedangkan untuk bingkai kaca bisa menggunakan alumunium atau baja.

Pemilihan kaca dirasa tepat, sebab lebih kuat tahan terhadap api. Akan tetapi dalam aplikasinya, Anda harus melapisi kembali menggunakan kaca pelapis beremisi rendah yang berfungsi menjaga panas. Namun untuk menggunakan kaca, Anda harus mengeluarkan sedikit kocek lebih besar.

Apabila kaca dirasa cukup mahal, Anda bisa menggunakan plastik sebagai pengganti kaca. Jenis plastik yang bisa digunakan adalah ABS, akrilik, dan polikarbonat.

4. Konsultasi dengan ahli

Satu hal yang perlu diperhatikan, Anda wajib berkonsultasi dengan para ahli sebelum memasang skylight. Meski berguna, skylight juga memiliki resiko.

Intensitas cahaya yang terlalu tinggi yang jatuh di permukaan yang sama secara terus-menerus bisa menghasilkan dampak negatif, salah satunya membuat warna suatu perabotan memudar. Pemilihan lokasi skylight, sudut pencahayaan, dan lapisan film harus betul-betul dipertimbangkan sebelum pemasangan.

Pemasangan skylight di atas kamar mandi bisa meningkatkan proses kondensasi atau pengembunan, terutama bagi Anda yang tinggal di kawasan beriklim sejuk seperti pegunungan. Saat Anda mandi menggunakan air panas, uap air akan lebih cepat menjadi embun karena sisi luar skylight lebih dingin. Akibatnya, akan muncul kerak atau lumut di permukaan.

Karena itu, konsultasikan dengan ahli arsitektur sebelum memutuskan penggunaan skylight.

Feature picture: Pixabay.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.