Sukses


Lima Kawasan Perkantoran Termahal di Dunia

Empat dari lima lokasi perkantoran termahal di dunia berada di China

Liputan6.com, Jakarta - West End London menjadi perkantoran termahal di dunia untuk kesekian kali. Posisi kedua hingga kelima ditempati Hong Kong Central, Beijing Finance Street, Beijing Central Business District, dan Hong Kong West Kowloon.

Demikian hasil riset CBRE bertajuk Global Prime Office Occupancy Costs yang dirilis akhir 2015 lalu. Dalam riset kali ini, CBRE meneliti biaya hunian (occupancy cost) ruang perkantoran di 126 lokasi di seluruh dunia. Dari 50 lokasi termahal, 19 berada di EMEA, 20 di Asia Pasifik, dan 11 di Amerika.

Dinukil dari laman Rumah.com, seperti ditulis Kamis (7/1/2016), West End London menjadi yang termahal dengan occupancy costs mencapai US$ 273 per kaki persegi per tahun (sekitar Rp 3,79 juta per meter persegi pertahun dengan nilai tukar Rp 13.903 per dolar Amerika Serikat).

Occupancy cost di Hong Kong Central dipatok US$ 269 per kaki persegi per tahun, Beijing (Finance Street) US$ 191 per kaki persegi per tahun, Beijing (Central Business District CBD) US$ 183 per kaki persegi per tahun, dan Hong Kong (West Kowloon) US$ 162 per kaki persegi per tahun.

Riset CBRE menyebut, occupancy costs perkantoran global—ditambah pajak dan retribusi—tercatat meningkat 2,4 persen secara tahunan, seiring perekonomian dunia yang meningkat secara bertahap dan sektor jasa. Hal ini juga menjadi pemicu permintaan ruang perkantoran berkualitas.

Di benua Amerika, biaya okupansi meningkat 3,1 persen secara tahunan, sebagian besar dipengaruhi pertumbuhan lapangan pekerjaan di Amerika Serikat yang ikut merangsang permintaan untuk real estat komersial.

Sementara itu, occupancy cost di kawasan EMEA (Europe, Middle East and Africa) tercatat naik 2,2 persen secara tahunan menyusul pemulihan ekonomi, sementara di Asia Pasifik meningkat 1,9 persen.

"Sektor jasa global telah berkembang konsisten selama empat tahun terakhir. Hal ini meningkatkan aktivitas dan biaya penyewaan kantor di seluruh dunia," kata Richard Barkham, Global Chief Economist CBRE.

Terlepas dari kenyataan beberapa lokasi pasar perkantoran telah dikuasai China serta menurunnya harga minyak dan komoditas, imbuhnya, CBRE memprediksi sebagian besar negara maju akan terus tumbuh pada 2016 dan 2017.

"Dengan suplai perkantoran dan pembangunan gedung baru yang terbatas, occupacy cost diperkirakan akan naik 2 persen hingga 3 persen," jelas dia. (Anto E/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini