Sukses


Bank Ini akan Perkuat Penyaluran KPR Rumah Bekas

Bisnis KPR rumah seken ini memiliki potensi yang cukup baik karena kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal yang terjangkau.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar properti rumah bekas (secondary market) diprediksi akan mengimbangi rumah baru (primary market) pada 2016. Hal itu diantisipasi PT Bank Mandiri Tbk dengan meningkatkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk pembelian rumah seken.

“Hingga triwulan III 2015 perseroan berhasil membukukan penyaluran kredit KPR sebesar Rp 29 triliun yang didukung penyaluran KPR rumah seken. Untuk itu di tahun 2016 kami akan lebih agresif lagi melakukan penetrasi pembiayaan kredit perumahan second ini,” kata Direktur Consumer Banking Bank Mandiri, Hery Gunardi dalam acara Mandiri Property Outlook 2016 di Jakarta, Selasa (8/12/2015).

Menurut Hery, bisnis KPR rumah seken ini memiliki potensi yang cukup baik karena kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal yang terjangkau dan siap huni masih tinggi.

Dalam menggarap bisnis KPR secondary, perseroan menawarkan program yang menarik kepada nasabah yakni diskon biaya provisi 50 persen, cashback biaya appraisal, simplifikasi proses dokumen, serta tenor kredit hingga 20 tahun.


"Selama ini saya melihat Bank Mandiri fokus pada penyaluran KPR primary atau rumah baru. Padahal rumah secondary juga banyak yang minati. Jadi mulai tahun depan kami akan fokus juga kesana (secondary market)," ungkap dia.

Bank Mandiri memiliki basis konsumen sebanyak 15 juta orang. Selain Saat dukungan jaringan yang cukup luas untuk melayani kebutuhan masyarakat atas produk KPR, termasuk KPR secondary di seluruh Indonesia.

Hery memprediksi pasar properti di Indonesia pada 2016 akan membaik. Tanda-tanda itu sudah terlihat, antara lain uang beredar terus meningkat, ada kucuran proyek APBN yang makin meningkat, dan ada sinyal BI rate akan turun pada 2016 yang bagus sekali buat sektor konsumsi.

"Kalau BI Rate turun, bagi bank cukup bagus karena cost of fund-nya turun. Produk KPR atau KPA bersaing karena lebih murah, sehingga demand dari konsumen juga diharapkan positif," papar dia.

Pengamat properti, Ali Tranghanda mengatakan tahun depan adalah momentum bagi industri properti untuk tumbuh, di mana pasar secondary market akan mengimbangi pasar primary menuju keseimbangan pasar baru.

Dia memprediksi, pasar properti akan mencapai titik klimaks (booming) pada 2018. Meski diakui Ali, pertumbuhan harga properti tidak akan setinggi pada booming 2009 dan 2011. Segmen menengah diprediksi akan tetap menjadi primadona di 2016.(Muhammad Rinaldi/Nrm)

** Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Video Terkini