Sukses


Apa Perbedaan Investor dengan Spekulan Properti?

Perbedaan yang mendasar antara investasi dengan spekulasi adalah dalam berinvestasi.

Liputan6.com, Jakarta - Definisi investasi adalah pengorbanan yang bersifat pasti pada hari ini untuk mengharapkan keuntungan yang tidak pasti di masa depan (certain present sacrifice for uncertain future benefit).

Ini berarti, bila Anda ingin berinvestasi dengan membeli tanah, saham, deposito, emas, atau obligasi, Anda harus mengeluarkan sejumlah uang, yang tujuannya untuk mengharapkan keuntungan di masa depan (bisa dalam hitungan bulan atau tahun) yang belum tentu besarannya.

Dikutip dari laman Rumah.com, Senin (9/11/2015) spekulasi didefinisikan sebagai tindakan dalam bisnis tak lazim, berkaitan dengan pencetakan keuntungan dari fluktuasi harga. Atau memasuki suatu bisnis yang melibatkan risiko-risiko yang tidak biasa, guna beroleh kesempatan meraup keuntungan yang luar biasa besar.

Perbedaan yang mendasar antara investasi dengan spekulasi adalah: dalam berinvestasi. Anda menanamkan sejumlah uang dengan membuat perhitungan-perhitungan untuk mengharapkan keuntungan di masa depan yang tak pasti. Tetapi intinya, Anda telah membuat perhitungan-perhitungan untuk menghadapi risiko yang bakal terjadi.

Sebaliknya, spekulasi pada umumnya mengabaikan faktor risiko yang mungkin muncul. Contohnya, Anda melakukan spekulasi dengan membeli sebuah rumah yang sertifikatnya hilang. Rumah seperti ini pasti harganya lebih murah, namun bila sertifikat tersebut tidak ditemukan, maka nilai investasi tersebut bisa hilang.

Jadi, investasi lebih terukur dibanding spekulasi. Biasanya, keuntungan yang diharapkan dari spekulasi lebih tinggi dibanding keuntungan yang diharapkan dari investasi. Hal ini dikenal dengan istilah high risk, high return.

Bila seorang investor berupaya mengukur parameter risiko dan keuntungan investasi properti atas dasar analisa, maka hal tersebut merupakan tindakan investasi. Sebaliknya, bila seorang investor tidak mengestimasi risiko, sementara metode analisa yang digunakan adalah dugaan, naluri, dan intuisi, maka dapat dipastikan tindakan tersebut bersifat spekulatif.

Namun, di tengah perekonomian seperti sekarang ini, saat inflasi dan kompetisi telah mengikis nilai penghasilan properti dan mengakibatkan ketergantungan yang kian besar terhadap proyeksi kenaikan harga bagi keuntungan investor, perbedaan antara spekulasi dan investasi menjadi semakin sumir. (Anto E/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.